Bagikan:

JAKARTA - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan bahwa tak bisa dipungkiri bahwa konflik Rusia-Ukraina membuat situasi dunia usaha menjadi sulit. Banyak harga komoditas melonjak akibat polemik itu, salah satunya adalah lonjakan harga energi.

"Memang kita melihat permasalahan yang paling berat sekarang ini karena konflik Rusia-Ukraina ini yang benar-benar membuat kita dalam kondisi sangat-sangat sulit," katanya dalam diskusi virtual, Kamis, 7 April.

Haryadi mengatakan peran kedua negara ini sangat besar di bidang energi, Rusia merupakan pengekspor gas terbesar ke Eropa. Sementara Ukraina menghasilkan minyak nabati dan gandum untuk diekspor, termasuk ke Indonesia.

"Kebetulan kita juga membeli gandum dalam jumlah besar dari Ukraina," ucapnya.

Tak hanya itu, kata Haryadi, selain memasok energi, Rusia juga merupakan negara pengekspor bahan baku pupuk. Akibat perang Rusia-Ukraina harga pupuk melonjak tinggi.

"Jangan lupa bahan pupuk dari Rusia juga dominan ada kalium, amonia dan sebagainya itu juga menguasai hampir 40 persen ekspor dunia untuk pupuk. Harga pupuk sudah melonjak tinggi, Ini juga problem ke pangan juga," terang dia.

Saat ini, banyak negara yang juga menetapkan embargo ekonomi terhadap Rusia. Alhasil itu pun akan memberikan multiplier effect terhadap rantai distribusi dunia secara jangka panjang.

"Dan ini juga yang akhirnya menimbulkan distorsi di supply chain secara global sehingga kondisi ini yang menjadi catatan," ucapnya.