Bagikan:

JAKARTA - Meski di tengah pandemi COVID-19, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) mencapai pertumbuhan kinerja signifikan hingga di atas 20-30 persen. Perusahaan yang bergerak di industri cetakan sarung tangan selama 20 tahun ini pun menatap optimis kinerjanya bakal terus positif di tahun 2022 ini.

Optimisme perseroan didasari pada permintaan sarung tangan medis yang masih tinggi di Tanah Air. Direktur Utama MARK Ridwan Goh dalam keterangan resminya, Kamis 7 April menyatakan, karena pentingnya produk dari perseroan untuk dunia medis di tengah pandemi, para perusahaan yang memproduksi sarung tangan medis harus melakukan pre order atau pemesanan dalam kurun waktu 1 tahun untuk mendapatkan cetakan hasil produksi MARK.

Sedangkan, kata dia, pada waktu normal di tahun 2022 ini diperkirakan hanya perlu waktu dua hingga tiga bulan. Sebelumnya tantangan di tengah pandemi COVID-19 pada 2021 adalah harus mampu mengakomodir produksi tanpa gangguan.

"Untuk tahun 2022 ini, kita tantangannya adalah bagaimana menciptakan inovasi-inovasi agar kinerja tetap stabil dengan menekan beban-beban kinerja dan beban kos produksi hingga dari internal cost production-nya harus bisa lebih kompetitif," kata Ridwan.

Terkait dengan rencana jangka menengah, Ridwan menegaskan Mark Dynamics tidak akan melakukan hilirisasi bisnis. Pasalnya, perseroan sudah memiliki anak usaha seperti Honour Tower Sdn. Bhd. yang bergerak di sektor perdagangan keramik molding.

Lalu, lanjut dia, ada juga PT Megah Raya Sumatera yang bergerak di bidang Industri Peralatan Saniter dari Porselen dan PT Berjaya Dynamics Indonesia yang bergerak di Perdagangan Peralatan dan Perlengkapan Pertanian yang memanfaatkan sisa-sisa bahan baku untuk pembuatan Sanitary.

"Sedangkan untuk Tahun 2022 ini Mark Dynamics hanya mencanangkan anggaran belanja modal atau capex sekitar Rp20 miliar berbanding terbalik dari tahun 2021 yang menganggarkan capex sekitar Rp200 miliar," ujar Ridwan.

Capex yang rendah membuat Mark Dynamics dengan sangat percaya diri untuk mematok pertumbuhan tahun ini sekitar 30 persen dari tahun 2021, karena demand saat ini masih kuat dengan target pendapatan sekitar Rp1,4 triliun dan volume penjualan sekitar 22 juta cetakan sarung tangan. Sebagai gambaran, tahun lalu volume penjualan MARK hanya sekitar 1,5 juta cetakan per bulan atau rata-rata per tahunnya 18 juta per tahun.

Sedangkan proyeksi net profit di tahun 2022 sekitar Rp450 miliar, pertumbuhan ini dianggap moderat karena pertumbuhan dan profit margin-nya sudah sekitar 33 persen.

Adapun kas perseroan tahun 2021 karena adanya capex yang cukup besar senilai Rp200 miliar yang 30 persennya berasal dari kas internal perseroan, sehingga kas 2021 lebih banyak untuk investasi dan untuk tahun 2022 ini akan jauh lebih bagus karena capex-nya sudah berkurang.

"Bahkan untuk tahun 2021 Mark Dynamics akan membagikan dividen dengan rasio 50 persen dari laba bersih atau sekitar Rp196 miliar," tegas Ridwan Goh.

Di tahun 2021, MARK mencatatkan penjualan sebesar Rp1,19 triliun, meningkat sebesar 111 persen jika dibandingkan dengan akhir tahun 2020 sebesar Rp565,44 miliar dan laba bersih sebesar Rp392,15 miliar, meningkat sangat signifikan yaitu 172 persen dibanding tahun 2020 yang sebesar Rp144,19 miliar.