Bagikan:

JAKARTA - Pengelola Omni Hospital milik konglomerat Eddy Kusnadi Sariaatmadja, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) berhasil mencatatkan kinerja keuangan positif sepanjang tahun 2021. Perseroan membukukan laba bersih Rp 138 miliar dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya yang rugi Rp187 miliar.

Dalam laporan keuangan perseroan, dikutip Rabu 6 April, Sarana Meditama Metropolitan membukukan pendapatan jasa-neto sebesar Rp1,27 triliun, naik 55,67 persen dari tahun 2020 yang dicatatkan sebesar Rp816 miliar. Beban pokok pendapatan perseroan juga dicatat naik menjadi Rp729 miliar dari sebelumnya Rp535 miliar.

Perolehan tersebut membuat laba bruto SAME dibukukan menjadi Rp542 miliar, mengalami peningkatan 92,79 persen dibandingkan dengan laba bruto pada tahun 2020 yakni Rp281 miliar. Sementara laba usaha diperoleh sebesar Rp 176 miliar dari periode 2020 mencatatkan rugi Rp33,48 miliar.

Secara total aset hingga 31 Desember 2021 mencapai Rp4,94 triliun, naik 65,25 persen dari 31 Desember 2020 Rp2,99 triliun. Sedangkan jumlah liabilitas sebesar Rp 517 miliar, turun 64,82 persen dari semula Rp1,46 triliun. Sementara jumlah ekuitas naik 190,66 persen menjadi Rp4,43 triliun dari sebelumnya Rp1,52 triliun.

Sebelumnya, Sarana Meditama Metropolitan telah menggelar penawaran tender (tender offer) wajib sebanyak 158 juta saham publik PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK). Perseroan membuka penawaran tender atas 17 persen saham publik dengan harga Rp1.720 per saham.

Penawaran tender saham tersebut dilaksanakan setelah SAME mengakusisi mayoritas saham Kedoya hingga terjadi perubahan pengendali. Kini, Sarana Meditama menjadi pemegang sebanyak 590 juta saham RSGK atau setara dengan 63,48 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh Kedoya.

Diungkapkan manajemen Sarana Mediatama Metropolitan, penawaran terkait posisi SAME yang kini menjadi pengendali baru RSGK dengan kepemilikan saham mayoritas sebanyak 590 juta saham atau setara 63,48 persen, meningkat 71 persen dibandingkan kepemilikan sebelumnya yang hanya 171 juta saham atau setara 18,49 persen saham.

Ke depan, manajemen SAME berencana mempertahankan dan mengembangkan lini usaha RSGK agar sejalan dengan strategi usaha perseroan secara umum. Tentunya, dengan mempertimbangkan kepentingan terbaik perseroan dan grup demi terciptanya sinergi antara SAME dan RSGK.