Ingin Koperasi dan UMKM Jadi Pemain Utama dalam Perdagangan Digital, Menteri Teten Perkuat Tujuh Sektor Strategis
MenkopUKM Teten Masduki. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), agar percepatan transformasi digital usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) harus segera dilakukan. Dimana koperasi dan UMKM harus menjadi pemain dalam perdagangan digital di Tanah Air.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan 20 juta UMKM masuk ekosistem digital di tahun ini dan 30 juta UMKM onboarding digital di tahun 2023.

"Koperasi dan UMKM harus menjadi pemain utama dalam perdagangan digital. Produk KUMKM harus membanjiri e-commerce dalam negeri. Di mana hal ini juga perlu komitmen dari e-commerce-nya. Karena semua diuntungkan, tak ada yang dirugikan," katanya, dalam keterangan tertulis, Selasa, 5 April.

Lebih lanjut, Teten mengatakan dalam mempercepat target UMK go digital, dibutuhkan juga peningkatan kualitas, kompetitif, akses rantai pasok produk dan akses modal dengan pendekatan inovasi serta teknologi untuk Koperasi dan UMKM. Kemudian juga harus ada peningkatan kualitas SDM UMKM, dalam upaya pertumbuhan wirausaha muda dan baru yang produktif, kreatif dan siap bersaing di pasar global.

Teten mengatakan terdapat tujuh sektor kelompok strategis atau prioritas untuk disasar dalam upaya percepatan transformasi digital UMKM yaitu makanan, minuman, fesyen, petani, pedagang kaki lima, nelayan, warung dan pesantren.

Sedangkan tujuh prioritas aspek pengembangan transformasi digitalisasi UMKM yaitu digitalisasi akses pasar, digitalisasi pemantauan kualitas produksi, digitalisasi keuangan dan akses pembiayaan, digitalisasi manajemen organisasi, digitalisasi untuk peningkatan kapasitas produksi, digitalisasi untuk akses supplier atau pemasok, dan digitalisasi distribusi.

"Setidaknya 17,59 juta UMKM hadir dalam platform lokapasar digital atau e-commerce. Angka tersebut merupakan 27 persen dari total populasi UMKM, 58 persen dari target 30 juta UMKM onboard ekosistem digital," tuturnya.

Menurut Teten, transformasi digital bukan semata menghadirkan UMKM dalam platform digital. Transformasi digital UMKM adalah sebuah ikhtiar holistik, tidak hanya di aspek pemasaran saja, melainkan juga membangun ekosistem yang meliputi proses bisnis dari hulu ke hilir.

"Pembangunan ekosistem digital bagi UMKM meliputi proses bisnis hulu ke hilir menjadi variable memastikan potensi ekonomi digital sebesar Rp4.531 triliun di tahun 2030, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh para pelaku UMKM dan masyarakat Indonesia," jelasnya.

Teten juga menekankan e-commerce bisa menjadi pintu gerbang transformasi digital yang utuh. Karena kebanyakan e-commerce sudah menjadi super-apps yang sudah memiliki beragam layanan digital dalam satu platform.

"Ini membuka peluang e-commerce juga turut hadir sebagai aggregator, sekaligus lokomotif transformasi digital UMKM Indonesia," katanya.

Menurut Teten, kunci dari keberhasilan transformasi digital UMKM adalah kolaborasi lintas stakeholder. Mulai dari pembinaan SDM, pembiayaan, perbaikan proses bisnis, produksi, hingga pemasaran dan distribusi.

Sementara itu, Wakil Mendag Jerry Sambuaga mengatakan kewajiban produk lokal hadir di e-commerce memang harus ada kebijakan afirmatif. Bersama memantau e-commerce memberikan ruang dan kesempatan bagi produk Indonesia.

"Jika menyalahi tentu harus ada evaluasi. Karena Presiden Jokowi memberi arahan support UMKM. Kami siap memfasilitasi hal itu," ujar Jerry.