JAKARTA - Memasuki Bulan Ramadan, bukan hanya minyak goreng saja yang harganya selangit, tapi juga sejumlah komoditas bahan pokok. Salah satunya adalah cabai. Bahkan, diprediksi harga cabai akan terus mengalami lonjakan.
Direktur Ekonomi Komisi Persaingan Pelaku Usaha (KPPU) Mulyawan Renamanggala memprediksikan bahwa harga cabai akan terus mengalami lonjakan pada Bulan Ramadan ini. Kenaikan harga ini naik karena stok yang tidak cukup.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag) per 28 Maret 2022, stok indikatif cabai sebesar 371,95 ton per hari, dengan kebutuhan 386 ribu ton per hari atau terkontraksi 3,64 persen.
"Produksi cabai saat ini mengalami penurunan sebesar 3 persen, tidak dapat mencukupi kebutuhan sebesar 3 persen," tuturnya dalam telekonferensi pers, Jumat, 1 April.
Di Jakarta sendiri, harga cabai merah keriting naik Rp319 per kg, yakni berada di harga Rp46.404 per kg. Lalu, cabai merah besar Rp488 per kg menjadi Rp56.111 per kg. Sementara itu, untuk cabai rawit merah naik Rp170 per kg menjadi Rp58.574 per kg.
"Sehingga ini akan mengalami kenaikan selama bulan puasa ini," katanya.
Selain cabai merah, kata Mulyawan daging sapi juga naik sebesar 0,33 persen atau Rp121 ribu per kg jelang Ramadan ini. Kemudian, harga minyak goreng naik sebesar 9,21 persen atau di kisaran Rp21.500 per liter.
Kemendag perkirakan Cabai akan over supply
Sebelumnya, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan harga cabai masih mencatatkan kenaikan jika dibandingkan bulan lalu akibat curah hujan tinggi sepang Februari sampai awal Maret.
BACA JUGA:
"Namun mulai terlihat dari penurunan harga cabai sebesar rata-rata 5-8 persen dibandingkan minggu lalu. Diperkirakan pada saat Ramadan pasokan telah kembali optimal bahkan cenderung over supply," tuturnya dalam Rapat dengar Pendapat dengan Komisi VI, Rabu, 30 Maret.
Kata Oke, Kementerian perdagangan tengah memantau intensif distribusi di sentral produksi cabai seperti Kediri, Blitar, Tuban, Magelang, Situbondo, dan Malang.
"Semuanya siap panen serentak mulai akhir Maret sampai awal April dengan produksi hingga 60 ton per hari di setiap daerah," jelasnya.