JAKARTA - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) optimistis kinerja keuangan sepanjang tahun 2021 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Keyakinan tersebut berlandaskan laba bersih pada September 2021 yang mencapai Rp16,6 miliar dari posisi tahun 2020 rugi Rp23,77 miliar.
Direktur Utama IPCC Rio. T.N Lasse menyampaikan, membaiknya kinerja keuangan IPCC seiring dengan kian pulihnya kegiatan bongkar muat yang dilakukan di Terminal IPCC sepanjang 2021. Terlihat jumlah penanganan bongkar muat untuk sejumlah segmen di Terminal IPCC jauh lebih ramai dibandingkan tahun sebelumnya.
"Dengan peningkatan tersebut tentunya berimbas pada peningkatan kinerja keuangan, terutama pendapatan dari IPCC," kata Rio dalam keterangannya, Rabu 30 Maret.
Rio menjelaskan, adanya peningkatan jumlah kargo yang dilayani di Terminal IPCC maka secara pendapatan tentunya mengalami peningkatan. Di sisi lain, dengan upaya manajemen untuk memenej beban biaya perusahaan untuk lebih efisien maka berimbas pada pertumbuhan laba.
"Untuk besaran nilai pendapatan dan laba dapat investor lihat pada saat rilis Laporan Keuangan," kata Direktur Keuangan dan SDM IPCC Feri Irawan menambahkan.
Pada 2020, IPCC merugi Rp23,77 miliar seiring dengan turunnya pendapatan karena imbas Pandemi COVID-19 yang mengakibatkan turunnya penanganan kargo di Terminal IPCC.
Akan tetapi, dengan pulihnya kondisi ekonomi sepanjang 2021 kinerja operasional maupun keuangan anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) ini kian membaik. Per akhir September 2021, kinerja keuangan IPCC telah mengalami turn around dimana tercatat profit sebanyak Rp16,60 miliar.
BACA JUGA:
Secara bertahap membuat kinerja keuangan IPCC membaik. Dengan melihat kondisi sepanjang sembilan bulan di 2021 yang telah mencatatkan keuntungan, tentunya sepanjang full year 2021 diperkirakan akan mengalami profit yang lebih tinggi.
Adanya pembukuan keuntungan tersebut dimungkinkan bagi Manajemen untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham.
"Jika tahun buku 2021 ini mencatatkan adanya profit maka dimungkinkan akan adanya pembagian dividen. Kami sedang lakukan kajian di internal untuk mengusulkan adanya pembagian dividen. Untuk besarannya akan diusulkan pada RUPS Tahunan tahun ini. Tentunya usulan dividen ini merupakan komitmen kami kepada para pemegang saham untuk dapat memberikan nilai tambah dari pencapaian kinerja kami," ungkap Feri.
Jika mengacu pada besaran pembagian dividen (dividend payout ratio) IPCC pada tahun buku 2019, saat itu melalui RUPS Tahunan ditetapkan untuk penggunaan laba bersih Perseroan ialah sebesar 75,01 persen dengan besaran total dividen ialah senilai Rp55,81 per lembar saham.
Sementara itu, jika mengacu pada rata-rata harga saham saat itu maka besaran dividend yield ialah senilai antara 12,46 persen hingga 14,31 persen.