RI Dapat Dukungan Pendanaan Climate Change dari Filantropi AS Ford Foundation
Ilustrasi (Foto: Dok. Kemenkeu)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) disebutkan telah mencapai kesepakatan dengan lembaga filantropi asal Amerika Serikat (AS) Ford Foundation terkait dengan mekanisme pendanaan lingkungan hidup untuk mengatasi perubahan iklim (climate change).

Direktur Utama BPDLH Djoko Hendratto mengatakan kontribusi Ford Foundation akan difokuskan pada perbaikan lingkungan yang diharapkan terjadi akan menciptakan ekosistem usaha lokal yang berkelanjutan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Melalui mekanisme pendanaan lingkungan hidup yang ada diharapkan dapat digunakan untuk mendorong kolaborasi multi-pihak yang efektif sehingga pencapaian target penurunan emisi dan komitmen pembangunan rendah karbon dapat dipercepat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa, 29 Maret.

Menurut Djoko, kerja sama ini membuka peluang lebih besar dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca dan dampak perubahan iklim.

“Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan tersebut per tahun, pemerintah perlu menyusun langkah strategis untuk memobilisasi dana tambahan dari pihak lain yang potensial seperti dengan menstimulasi keterlibatan pihak swasta dan menyediakan desain tata kelola yang sejalan antara pemerintah dan swasta,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Ford Foundation Jakarta Alexander Irwan menyebut bahwa pihaknya yakin dukungan ini turut memberikan kontribusinya pada model kemitraan publik-swasta untuk mensinergikan berbagai upaya dalam mewujudkan keadilan iklim.

“Sebagai organisasi filantropi internasional pertama yang mendukung program BPDLH, kami ingin berkontribusi untuk membangun mekanisme pendanaan iklim yang berkelanjutan dan akuntabel di tingkat nasional,” katanya.

“Hal ini sesuai dengan amanat dan misi kami untuk bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan di tingkat nasional dalam mencapai berbagai target pembangunan berkelanjutan,” sambung Alexander.

Dalam catatan redaksi, RI menargetkan penurunan emisi karbon sebesar 29 persen dengan usaha sendiri, dan 41 persen dengan kerja sama internasional.

Melalui strategi tersebut, setidaknya dibutuhkan anggaran 365 miliar dolar AS untuk mencapai penurunan karbon 29 persen. Sementara untuk target 41 persen diyakini bakal menghabiskan dana tidak kurang dari 495 miliar dolar AS.