JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu hambatan yang banyak dialami Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di daerah.
Oleh karena itu, pihaknya mengadakan ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2022 dengan menambahkan satu kategori sebagai upaya mendorong pengembangan SDM, yakni kelembagaan desa.
"Hal ini diharapkan dapat memicu peningkatan para pengelola lembaga desa termasuk Pokdarwis," ucapnya dikutip Antara, Minggu 27 Maret.
Dalam kesempatan itu, ia mendengarkan secara langsung aspirasi maupun kendala yang dihadapi para pengurus Pokdarwis di sembilan kabupaten/kota di Sumbar dalam mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, terutama terkait desa wisata.
"Saya ingin memberikan selamat kepada Sumatra Barat yang berhasil tembus sebagai provinsi dengan jumlah desa wisata terbanyak di Indonesia, ada 300 Nagari yang didaftarkan. Dan tahun lalu, di 50 besar ADWI terdapat desa-desa wisata dari Sumatra Barat. Seperti Desa Wisata Apar di Pariaman, Desa Wisata Saribu Gonjong, dan lainnya," kata Sandiaga.
Menurut Menparekraf, pengembangan SDM unggul di daerah yang menjadi salah satu hambatan akan diselesaikan dengan berkolaborasi antar berbagai pihak, termasuk kementerian/lembaga lainnya.
Ia menegaskan keberadaan SDM yang unggul ditujukan untuk memaksimalkan berbagai potensi di desa wisata secara berkualitas dan berkelanjutan.
BACA JUGA:
Dalam kesempatan ini, Sandiaga juga mengajak para pengelola desa wisata di Sumbar berpartisipasi dalam ajang ADWI 2022.
Hingga saat ini, Sumbar disebut menjadi provinsi paling banyak menempatkan desa wisata dalam jejaring desa wisata (Jadesta) atau sebuah situs sarana komunitas dan wadah antar pengelola desa wisata di Indonesia.
"Tercatat hampir 300 desa wisata yang sudah terdaftar dalam Jadesta," kata Menparekraf.
Salah seorang pengurus Pokdarwis Sumbar, Yuliza, menyampaikan empat hal yang menjadi kendala utama untuk mendorong potensi Pokdarwis ketika dirinya masih aktif sebagai penggiat.
Salah satunya perihal kesulitan mencari SDM dan sarana maupun prasarana desa wisata yang kurang memadai. Oleh sebab itu, Yuliza mengharapkan dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk menghadirkan pelbagai program pengembangan SDM di daerah serta dukungan perbaikan desa wisata.