Bagikan:

JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebagai regulator penerbangan sipil nasional, terus melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pengawasan agar keselamatan dan keamanan penerbangan dapat terus dijaga. Hal ini menyusul jatuhnya pesawat Boeing 737-800 NG milik China Easter Airlines.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto mengatakan pesawat jenis Boeing 737-800 masih tetap beroperasi di Indonesia. Setidaknya ada 120 pesawat jenis tersebut yang tercatat masih mengudara. Namun, beberapa di antaranya dalam perawatan.

"Pesawat jenis Boeing 737-800 tetap beroperasi seperti biasa di Indonesia, dan proses pengecekan tetap berlangsung sebagai bagian dari audit berkala, yang dilakukan oleh para inspektur dari Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara," katanya di Jakarta, Selasa, 22 Maret.

Mengenai kecelakaan pesawat yang terjadi di China, Novie mengatakan saat ini Kementerian Perhubungan masih memonitor perkembangan situasi.

"Hingga adanya informasi yang cukup dan jelas untuk mengambil kebijakan, khususnya penyelenggaraan transportasi udara," tuturnya.

Lebih lanjut, Novie mengatakan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara juga terus berkomunikasi intens dengan maskapai penerbangan khususnya domestik, serta melakukan peningkatan pengawasan keselamatan operasi pesawat udara secara ketat.

"Untuk memastikan kepatuhan operator terhadap regulasi keselamatan penerbangan," katanya.

Di samping itu, Novie Riyanto menyampaikan duka cita yang mendalam atas musibah kecelakaan China Eastern Airline yang jatuh di pegunungan wilayah Guangxi, China Selatan, pada Senin sore, 21 Maret, dengan membawa 123 penumpang dan sembilan awak pesawat, berdasarkan informasi dari Civil Aviation Administration of China (CAAC).

"Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada korban kecelakaan pesawat China Eastern Boeing 737-800 di wilayah Guangxi. Semoga proses penyelidikan penyebab kecelakaan dapat segera diketahui," ucapnya.