Bagikan:

JAKARTA - Mahal dan langkanya minyak goreng kemasan saat ini, menyebabkan banyak masyarakat beralih menggunakan minyak goreng curah. Meskipun dianggap kualitasnya tidak sebaik minyak goreng kemasan premium yang biasanya banyak dijual di ritel modern.

Lalu, apa itu minyak goreng curah?

Dirangkum dari berbagai sumber, minyak goreng curah merupakan minyak goreng yang tidak murni, seperti minyak goreng dalam kemasan premium dengan merek ternama. Sebab, minyak goreng curah adalah minyak sawit yang sudah melalui tahap pemurnian (refining), pemutihan (bleaching) dan penghilangan bau (deodorizing).

Biasanya, minyak goreng murah dikemas menggunakan drum dan didistribusikan menggunakan mobil tangki ke berbagai pasar di pelosok negeri. Selain itu, minyak goreng curah juga tidak disertai dengan kemasan yang tidak terjamin tingkat kebersihannya. Sebab, kemasan hanya menggunakan botol dan kantong plastik ala kadarnya.

Sementara itu, mengutip Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 6 Tahun 2022, minyak goreng curah adalah minyak goreng sawit yang dijual kepada konsumen dalam kondisi tidak dikemas dan tidak memiliki label atau merek dagang.

Kenapa harga minyak goreng curah lebih murah?

Berdasarkan laman resmi Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), harga minyak goreng curah bisa lebih murah dibandingkan harga minyak goreng kemasan premium. Sebab, tidak ada biaya untuk pengemasan.

Biaya pengemasan minyak kemasan bisa mencapai 12 persen dari total biaya produksi minyak goreng kemasan. Dengan kata lain, harga minyak goreng curah lebih murah 12 persen dari minyak kemasan.

Berdasarkan laman GIMNI, minyak goreng curah didistribusikan dari pabrik dalam drum berukuran 180 liter ke agen yang mengemasnya. Kemudian, dikemas kembali dalam jerigen berukuran 10 liter hingga 20 liter.

Lalu, jerigen disalurkan ke pedagang eceran yang menjualnya kepada penjual dalam kemasan plastik. Minyak goreng biasanya dijual ke pasar tradisional, bukan pasar modern. Sehingga, biaya distribusi minyak goreng dalam kemasan.