Pedagang di Pasar Tradisional Kudus Belum Dapat Jual Minyak Goreng Sesuai Harga Eceran Tertinggi
Minyak goreng yang tersedia di pasar tradisional di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. (Foto: ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)

Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah pedagang di pasar tradisional di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, belum bisa menjual minyak goreng sesuai harga eceran tertinggi (HET), menyusul kulakannya harus membeli secara paket dengan komoditas lainnya.

Tutik Asiani, salah satu pedagang sayur mayur di Pasar Bitingan Kudus, Minggu, mengakui, minyak goreng yang diperoleh memang dibeli secara paket dengan komoditas lain.

Di antaranya, ada yang dipaket dengan produk santan kemasan maupun beras kemasan baru bisa mendapatkan minyak goreng yang selama ini dijual sesuai HET sebesar Rp14.000 per liter.

Karena dibeli secara paket, maka harga jual minyak goreng tersebut otomatis dijual dengan harga lebih tinggi dari HET. Di antaranya ada yang dijual dengan harga Rp16.000/liter tanpa paket dengan komoditas lain.

Jika saja kulakannya tidak secara paket, maka harga jual minyak gorengnya juga bisa sesuai HET.

Meskipun demikian, kata dia, kulakan minyak goreng tetap dibatasi, sehingga hari ini (13/3) pun tidak memiliki stok karena sudah habis dibeli pelanggan.

"Terkadang mendapatkan lima karton minyak goreng atau 60 liter, namun dalam sehari bisa habis karena selama ini pelanggannya merupakan pemilik warung makan yang memang setiap hari membutuhkan minyak goreng dalam jumlah banyak," ujarnya kepada Antara.

Untuk itu, dia berharap, pasokan minyak goreng diperbanyak agar harga jualnya juga bisa sesuai HET dan tidak perlu lagi ada aksi borong dari masyarakat karena stok tersedia aman.

Hal senada juga diungkapkan pedagang lainnya, Selasih mengakui stok minyak goreng memang masih tersedia cukup, namun pembeliannya harus belanja produk lainnya karena kulakannya juga dipaket dengan produk lainnya.

Salah satunya, kata dia, minyak goreng yang tersedia dipaket dengan produk minuman energi, serta ada yang dipaket dengan minyak fisioterapi.

"Kalaupun dibeli tanpa menyertakan produk paketannya, tentu harga jualnya tidak bisa sesuai HET karena saya menanggung biaya belanja produk lain yang tidak banyak peminatnya," ujarnya.

Ia berharap pemerintah memperbanyak stok minyak goreng dengan HET, sehingga tidak ada kekhawatiran masyarakat maupun pedagang di pasar tradisional ketika stok minyak goreng memang tersedia cukup.