Bagikan:

JAKARTA - Meningkatnya tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina, potensi inflasi yang tinggi, kebijakan tapering dari Bank Sentral Amerika Serikat hingga masih adanya tekanan dari pandemi COVID-19 varian omicron disebut menjadi deretan tantangan bagi perekonomian Indonesia.

Meski begitu, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, mengaku optimistis perekonomian Indonesia di tahun 2022 bakal dapat meneruskan pertumbuhan positif, dengan tetap melaksanakan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang baik.

“Beberapa hal tersebut amat menantang dan perlu untuk terus diwaspadai dan dicermati. Tetapi kami yakin selama kita masih tetap menjalankan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal kita dengan baik, artinya kebijakan moneter yang mendukung ekonomi dan kebijakan fiskal yang juga mendukung ekonomi, perekonomian kita masih akan tumbuh dengan baik,” ujarnya, Rabu 9 Maret.

Purbaya menambahkan, di tengah berbagai ketidakpastian yang mengemuka tersebut, dengan kebijakan yang baik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 dapat mencapai 4,8-5,5 persen secara tahunan (year on year/yoy), atau mungkin di tengahnya sekitar 5,1 persen untuk tahun 2022 ini.

“Jika melihat dari sisi moneter, jumlah uang yang ada di sistem yang betul-betul siap untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, jumlahnya masih cukup tinggi, di atas 20 persen pertumbuhannya,” tutur Purbaya.

Terkait proyeksi tren pertumbuhan simpanan dan rekening di perbankan, Purbaya memaparkan, selama bulan Januari 2022, nilai total simpanan bank umum tercatat sebesar Rp7.439 triliun, mengalami kenaikan sebesar Rp800,4 triliun atau bertambah sebanyak 12,06 persen secara YoY.

Kemudian, nilai total simpanan pada tier dengan saldo kurang dari Rp2 miliar mengalami kenaikan sebesar Rp130,5 triliun, atau bertambah sebanyak 4,53 persen secara YoY, nilai total simpanan pada tier dengan saldo lebih dari Rp2 miliar juga mengalami kenaikan sebesar Rp669,9 triliun, atau bertambah sebanyak 17,82 persen secara YoY.

Dalam hal jumlah rekening, pada bulan Januari 2022, jumlah rekening dengan saldo kurang dari Rp2 miliar meningkat sebesar 91,73 juta rekening atau bertambah sebanyak 26 persen secara YoY. Sedangkan jumlah rekening dengan saldo lebih dari Rp2 miliar meningkat sebanyak 19 ribu rekening atau bertambah sebanyak 6,38 persen secara YoY.

“Ini kelihatannya ada pemain baru di level income rendah yang mulai memanfaatkan jasa perbankan. Saya prediksi ini dari kalangan pelajar sekolah menengah yang mereka mulai masuk berinvestasi sehingga mereka membutuhkan rekening di perbankan,” tambahnya.

Secara umum, simpanan nasabah akan terus tumbuh seiring dengan pemulihan ekonomi dan terjaganya kepercayaan masyarakat pada industri perbankan.

Kemudian, terkait kondisi suku bunga penjaminan (LPS Rate), berdasarkan evaluasi LPS, sepanjang tahun 2020–2021, LPS telah memangkas Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) sebesar 275 bps untuk TBP rupiah dan 150 bps untuk TBP valas. TBP rupiah untuk bank umum dan BPR saat ini untuk periode 29 Januari 2022 - 27 Mei 2022, masing-masing sebesar 3,50 persen dan 6,00 persen, sedangkan TBP valas untuk bank umum sebesar 0,25 persen.

“Seiring dengan kebijakan penurunan TBP, suku bunga deposito 1 dan 3 bulan terpantau masih mengalami penurunan 152 bps dan 149 bps meskipun penurunannya semakin melambat. Hal tersebut turut berkontribusi dalam penurunan cost of fund perbankan, sehingga mendukung penurunan suku bunga kredit,” ujarnya.