Masih Dibayangi COVID-19 dan Krisis Energi, Produsen Semen Efisiensi Bahan Baku dan Bahan Bakar Alternatif
Produk semen Solusi Bangun Indonesia. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Produsen semen PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) atau SBI harus putar otak dalam menghadapi berbagai tantangan pada tahun ini. Terutama terkait pandemi COVID-19 yang masih berlangsung dan adanya krisis energi.

Direktur Utama SBI Lilik Unggul Raharjo mengatakan, pandemi dan krisis energi merupakan sinyal kuat urgensi atas kebutuhan solusi-solusi berkelanjutan. Karena itu, SBI akan fokus pada inisiatif-inisiatif berorientasi pembangunan berkelanjutan yang menjadi daya saing.

"Mulai dari aplikasi digitalisasi untuk operasional yang efisien, pemanfaatan bahan baku dan bahan bakar alternatif untuk meningkatkan efisiensi penggunaan batu bara dan menurunkan emisi karbon, hingga penciptaan solusi-solusi konstruksi berkelanjutan sesuai kebutuhan pembangunan saat ini dan masa depan," ujar Lilik dalam keterangannya dikutip Kamis 24 Februari.

Sepanjang 2021 lalu, meski belum bisa dibilang pulih jika dibandingkan sebelum pandemi, konsumsi semen domestik mengalami kenaikan sebesar 4,3 persen menjadi 65,2 juta ton dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 62,5 juta ton. Bahkan, pasar ekspor naik 23,2 persen menjadi 11,4 juta ton dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 9,3 juta ton.

Menurut Lilik, selain kondisi market overcapacity dan pandemi yang masih berlanjut, industri semen juga mengalami tantangan kenaikan harga batu bara di tahun 2021 akibat krisis energi global. "Kenaikan harga ini berdampak pada biaya energi yang berkontribusi sekitar 30 persen pada biaya produksi," ungkapnya.

Meski dibayangi berbagai tantangan berat di tahun 2021, sinergi bersama SIG berhasil membantu eks PT Holcim Indonesia ini mempertahankan kinerja positif dengan mencapai total volume penjualan semen dan terak sebesar 13,4 juta ton atau naik sebesar 12,4 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Membaiknya volume penjualan juga dialami bisnis beton jadi sebesar 25,4 persen menjadi 1,1 juta meter kubik, dan agregat sebesar 48,7 persen menjadi 913 ribu ton. Sinergi dan berbagai upaya efisiensi yang dilakukan oleh Perseroan, membantu SBI menjaga EBITDA tetap positif dan mencatat peningkatan laba bersih menjadi sebesar Rp721 miliar.

Terkait