Bagikan:

JAKARTA – Indonesia memimpin pertemuan Asia Initiative yang pertama sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Presidensi G20 di Jakarta. Pertemuan pertama ini mengambil tema “Sustaining the Recovery through Enhanced Tax Transparency” dan dilakukan secara hybrid.

Bertindak sebagai Chair adalah Direktur Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan Republik Indonesia Suryo Utomo. Dalam keterangannya, Suryo menyampaikan pentingnya kerja sama internasional di bidang transparansi perpajakan (tax transparency) dan Exchange of Information (EOI).

“Langkah ini diharapkan bisa mengakselerasi mobilisasi pendapatan domestik dalam masa pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID19,” ujarnya dikutip Kamis, 17 Februari.

Menurut Suryo, kolaborasi sangat dibutuhkan untuk bisa mengoptimalkan potensi penerimaan yang terkadang berada di luar wilayah yurisdiksi negara asal.

“Kami turut mengajak negara-negara di Asia untuk ikut bergabung ke dalam Asia Initiative dan mendapatkan manfaat dari kerja sama di bidang transparansi perpajakan dan EOI,” tutur dia.

Selain pemimpin otoritas pajak dari 5 negara Asia anggota G20, pertemuan ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Global Forum on Transparency and Exchange of Information for Tax Purposes (Global Forum).

Kemudian, hadir pula pemimpin otoritas pajak dari 13 negara Asia anggota Global Forum, dan beberapa lembaga internasional seperti Asian Development Bank (ADB), World Bank serta Study Group on Asian Tax Administration and Research (SGATAR).

Adapun, peluncuran kegiatan Asia Initiative telah dilaksanakan pada acara Plenary Meeting of the Global Forum pada tanggal 17 November 2021, di mana Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa memberikan dukungan atas pembentukan Asia Initiative ini.