JAKARTA - Pemilik PT ASI Pudjiastuti Aviation atau Susi Air, Susi Pudjiastuti menegaskan tidak ada unsur politik di balik peristiwa pesawat Susi Air yang diusir paksa dari Bandara Kolonel RA Bessing Malinau oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, beberapa waktu belakangan ini.
Menurut Susi, persoalan yang dihadapi Susi Air adalah permasalahan bisnis penerbangan dan tidak ada hubungannya dengan politik.
"Saya hanya berpesan tolong kawan-kawan media jangan sampai berpikir lain daripada persoalan Susi Air dan penerbangan tidak ada unsur politik di sini, tidak ada saya juga tidak berpikir begitu," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat, 4 Februari.
Meski begitu, Susi mengaku prihatin atas tindakan pemerintahan daerah Malinau. Ia berharap semua pihak dapat bijak dan mengerti bahwa kebutuhan masyarakat adalah segalanya.
"Tetapi, ya, sebagai pemilik dan melihat anak saya struggle ya sedih saja prihatin saja ya semoga ya, semoga semua menjadi bijak dan mengerti bahwa kebutuhan masyarakat adalah di atas segalanya," ucapnya.
Menurut Susi, dirinya saat ini hanya sedang menikmati hidup. Sementara perusahaan Susi Air dikelola oleh jajaran direksi dan sang putri Nadine Kaiser.
BACA JUGA:
"Enggak ada politik saya tidak ikut-ikutan politik saya di pinggir pantai nikmatin sunset berenang, yang kerja Nadine (Corporate Secretary Susi Air) sama Mbak Meli dan Pak Doni (Kuasa Hukum) dan Pak Zul (Dirut Susi Air)," tuturnya.
Mantan Menteri KP ini berharap Susi Air masih terus bisa melayani masyarakat Malinau terutama daerah perbatasan antara Krayan Long, Bawan Long, Apung.
"Karena kalau pakai speedboat kalau tidak salah 8 jam. Kalau Susi Air masih bisa terbang tentunya terus membantu. Kita di sana sudah dari tahun 2007-2008 as long time ago, sudah lama dan masyarakat juga sudah terbiasa dengan Susi Air," katanya.