Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia mendorong komitmen negara-negara yang tergabung dalam G20 untuk tanggap dan peduli terhadap isu perubahan Iklim.

Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral Kementerian Keuangan Dian Lestari mengatakan hal itu dibutuhkan untuk dapat memperluas kesempatan pengembangan ekonomi yang lebih berkesinambungan.

“Penting untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan untuk membantu pasar keuangan dapat mendukung upaya mencapai tujuan Perjanjian Paris (Paris Agreement),” ujarnya ketika mewakili RI dalam rangkaian agenda G20 bertajuk Sustainable Finance Working Group (SFWG), seperti yang dilansir laman resmi, Rabu, 26 Januari.

Menurut Dian, diskusi atas kebijakan publik yang mendorong pembiayaan dan investasi krusial dalam mendukung transisi yang adil dan terjangkau.

“Laporan akan meliputi pemantauan atas aksi yang telah dilaksanakan oleh negara anggota G20 secara sukarela baik di Jalur Keuangan (Finance Track) maupun Jalur Sherpa (Sherpa Track), organisasi internasional, dan jaringan serta inisiatif internasional lainnya, dengan memperhatikan bahwa aksi tersebut sesuai dengan detail di dalam peta jalan yang telah ditetapkan,” tutur dia.

Sebagaimana hasil diskusi dalam pertemuan pertama Finance and Central Bank Deputies pada 9 - 10 Desember 2021 lalu, dalam pertemuan SFWG kali ini juga dibahas tiga topik rencana kerja 2022. Pertama, pengembangan kerangka keuangan transisi dan peningkatan kredibilitas komitmen lembaga keuangan.

Kedua, peningkatan instrumen keuangan berkelanjutan, dengan berfokus pada aksesibilitas dan keterjangkauan. Serta yang ketiga adalah kebijakan publik yang mendorong pembiayaan dan investasi yang mendukung transisi.

“Ketiga topik ini akan menitikberatkan pada dampak kebijakan publik pada pasar keuangan dan opsi kebijakan dengan mempertimbangkan keberagaman kondisi masing-masing negara,” tutup Dian.