Bagikan:

JAKARTA – Bank Indonesia mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil survei didapati bahwa secara triwulanan (quarter-to-quarter/q-t-q) pertumbuhan kredit baru pada triwulan IV 2021 meningkat dibandingkan periode sebelumnya.

Kepala Departemen Komunikasi (BI) Erwin Haryono mengatakan bahwa hal tersebut tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar 87,0 persen, lebih tinggi dari SBT triwulan sebelumnya yang sebesar 20,9 persen.

“Pertumbuhan penyaluran kredit baru terindikasi terjadi pada seluruh jenis penggunaan, tercermin dari nilai SBT yang tercatat positif. Pada triwulan I 2022 pertumbuhan kredit baru diperkirakan melambat, terindikasi dari SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 52,0 persen,” ujarnya dalam keterangan pers dikutip Minggu, 23 Januari.

Erwin menambahkan, standar penyaluran kredit pada triwulan I 2022 diperkirakan sedikit lebih ketat dibandingkan periode sebelumnya. Hal itu terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 3,4 persem, lebih tinggi dibandingkan dengan 2,6 persen pada triwulan sebelumnya.

Kondisi tersebut diungkapkan Erwin dipengaruhi oleh perkiraan peningkatan suku bunga kredit yang dilakukan oleh sebagian bank.

“Hasil survei menunjukkan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit ke depan,” tegas dia.

Sebagai informasi, responden memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2022 sebesar 8,7 persen atau meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2021 sebesar 5,2 persen.

“Optimisme tersebut antara lain didorong oleh kondisi moneter dan ekonomi, serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit,” tutup Erwin.