JAKARTA - Perusahaan rintisan (startup) aquatech yang merambah sektor pertambakan udang Delos disebutkan telah berhasil meraih komitmen investasi dari startup keuangan berbasis keagenan Payfazz guna pengembangan bisnis. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Chief Executive Officer (CEO) Delos Guntur Mallarangeng.
“Salah satu investor kita itu namanya Hendra Kwik founder dari Payfazz,” ujarnya kepada VOI dalam wawancara khusus, Kamis, 30 Desember.
Meski demikian Guntur enggan menjelaskan lebih detail terkait komitmen investasi yang digelontorkan oleh sesama startup tersebut.
“Saya tidak ingin bilang terlalu banyak. Intinya kita berusaha menggandeng institusi finansial dan perusahaan-perusahaan fintech, serta perbankan yang mau ikut mendanai pembudidaya,” tuturnya.
Dalam penjelasan Guntur, banyak petambak yang kesulitan untuk mendapat akses keuangan formal. Pasalnya institusi finansial seperti perbankan menilai sektor ini memiliki tingkat risiko tertentu sehingga banyak yang berkategori bankable.
“Nah pembudidaya yang menjadi klien kami, tentu kami tahu bagaimana portofolio mereka, hasil mereka seperti apa, manajemennya bagaimana, hingga operasionalnya. Nah, inilah yang kemudian kami sampaikan kepada institusi keuangan bahwa mereka punya potensi berkembang dan butuh pembiayaan,” kata dia.
BACA JUGA:
Sebagai gambaran, Guntur mengungkapkan nilai ekonomis budidaya tambak udang baru bisa diraih dengan minimum luas lahan 4 hektar. Adapun, setiap hektar lahannya membutuhkan biaya sekitar Rp2,5 miliar hingga panen. Itu berarti dalam satu kali siklus (90 hari) dibutuhkan biaya sekitar Rp10 miliar.
“Ini kalau sukses bisa miliaran bahkan puluhan miliar sekali panen,” tegasnya.
Sebagai informasi, Delos adalah startup aquatech yang fokus pada penerapan teknologi dalam proses budidaya udang di tambak. Disebutkan bahwa inovasi yang diusung Delos dapat meningkatkan produksi dari rata-rata 7-8 perhektar menjadi hingga 35 ton perhektar.