BCA, Bank yang Saham Mayoritasnya Dimiliki Bos Djarum Konglomerat Hartono Bersaudara Ini Bantah Mau Bikin Bursa Kripto Bareng Binance dan Telkom
Gedung BCA. (Angga Nugraha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA membantah bahwa pihaknya bakal membentuk bursa kripto baru di Indonesia bekerja sama dengan Binance Holding Ltd dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

"Sehubungan dengan adanya pemberitaan mengenai ”Binance Weighs Crypto Venture With Richest Indonesian Family” yang salah satunya membahas mengenai BCA, dapat kami sampaikan bahwa informasi tersebut tidak benar. Manajemen BCA tidak pernah mendiskusikan hal tersebut," tulis manajemen BCA, dikutip Senin 13 Desember.

Sebelumnya diberitakan oleh Bloomberg, Binance Holdings sedang dalam pembicaraan dengan keluarga terkaya di Indonesia, Hartono Bersaudara dan operator telekomunikasi milik negara untuk mendirikan bursa kripto. Keluarga Hartono, yang juga pemilik perusahaan Djarum adalah penguasa saham terbesar di bank swasta nasional terbesar, BCA.

Data di situs resmi BCA, per 31 Oktober 2021 keluarga Hartono, lewat PT Dwimuria Investama Andalan menguasai 54,94% saham perusahaan publik itu. Budi Hartono dan Michael Hartono saat ini masih bergelar orang terkaya di Indonesia, versi majalah Forbes tahun 2021.

Jika kemitraan antara Binance, BCA dan PT Telkom benar terwujud, maka itu akan menjadi kemitraan terbesar di industri kripto di wilayah Asia. Kemitraan antara Binance, BCA, dan operator telekomunikasi terbesar di negara itu akan memacu adopsi cryptocurrency yang lebih luas di Indonesia, negara berpenduduk terbesar keempat di dunia.

Apalagi, di Indonesia banyak orang dewasa memiliki sedikit akses ke pinjaman bank dan bentuk keuangan formal lainnya. Kesepakatan tersebut akan memberi Binance pijakan yang lebih besar dalam ekonomi yang berkembang pesat. Serta, dapat memungkinkan pengusaha paling kuat di negara itu untuk terlibat dalam mata uang digital.

"BCA dapat menjalin kemitraan dengan Binance melalui entitas terkait lainnya," kata salah satu sumber, dikutip dari Bloomberg.

Sementara itu, Juru bicara Binance menolak berkomentar soal itu, namun secara umum pihaknya menyampaikan, bahwa mendukung pertumbuhan berkelanjutan dari industri kripto secara global dan terus mencari peluang bisnis.

"Kami mendukung pertumbuhan berkelanjutan dari industri blockchain secara global dan kami terus mencari peluang bisnis di setiap negara," kata juru bicara itu.

Telkom Indonesia disebut Bloomberg memang sedang sedang mempelajari peluang baru untuk bermitra dengan perusahaan berpengaruh melalui modal ventura MDI Ventures, mengingat potensi di pasar blockchain dan kripto di Indonesia, menurut Ahmad Reza, Wakil Presiden Senior Telkom Indonesia.

Di Indonesia, Binance sudah memiliki investasi di Tokocrypto, salah satu bursa terbesar di Indonesia untuk perdagangan mata uang kripto. Sedangkan, Grup Djarum punya perusahaan ventura, GDP Venture yang belum lama ini berinvestasi di perusahaan crypto exchange asal Selandia Baru, Easy Crypto. Dana segar yang diperoleh Easy Crypto digunakan untuk mengakselerasi perkembangan perusahaan dan melakukan ekspansi ke Indonesia dan negara lain di Asia Tenggara.