JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I mengaku menunda pembayaran gaji karyawannya. Keputusan tersebut diambil karena kondisi pendapatan yang anjlok dan beban utang perusahaan yang mencapai Rp32,7 triliun. Bahkan, operator bandara BUMN ini memberi sinyal akan mengurangi sumber daya manusia (SDM) secara bertahap.
Direktur SDM dan Umum AP I M. Arifin Firdaus menjelaskan bahwa perusahaannya menunda pembayaran gaji dan tunjangan karyawan dilakukan karena perusahaan sedang kesulitan keuangan. Hal ini tercermin dari pendapatan perusahaan yang hanya Rp2,5 triliun per Oktober 2021.
Jika dibandingkan, pendapatan AP I di 2019 dengan mengelola 13 bandara menghasilkan Rp8,93 triliun. Namun, di tahun ini pendapatan yang diterima hanya sebesar Rp3,2 triliun.
Sementara, kewajiban pembayaran kepada kreditur dan investor sekitar Rp28 triliun per November 2021, dan kepada karyawan kewajiban ke supplier itu Rp4,7 triliun. Sehingga total kewajiban sekitar Rp32,7 triliun.
"Dalam proses perjalanannya kita melakukan penundaan pembayaran beberapa tunjangan yang seharusnya menjadi hak-hak karyawan, termasuk juga penundaan terhadap pembayaran gaji," kata Arifin, dalam konferensi pers virtual, Rabu, 8 Desember.
Arifin mengatakan bahwa pertimbangan untuk menunda pembayaran gaji ke karyawan karena adanya pemberlakuan work from home (WFH) pada saat PPKM diberlakukan. Sebab, sebagian besar karyawan AP I bekerja dari rumah dan sedikit yang bekerja di kantor atau work from office (WFO).
"Pertimbangannya itu saat PPKM ada WFH dan WFO. Yang yang WFO itu betul-betul 25 persen (kapasitas masuk), sehingga aktivitas yang membutuhkan biaya transport itu menjadi berkurang. Karenanya manajemen sepakat untuk ada mekanisme penundaan gaji, bukan pengurangan gaji," ucapnya.
Namun sayang, Arifin tidak menjelaskan secara detail berapa nominal tunggakan gaji yang belum dibayarkan AP I kepada karyawan. Meksi begitu, pihaknya menjanjikan bahwa masalah tersebut akan segera dibereskan.
BACA JUGA:
"Jadi, ibaratnya pegawai itu diminta nabung kasarnya. Terima kasih dukungan karyawan AP 1 yang berkenan melihat kondisi keuangan perusahaan yang butuh upaya optimal, sehingga merelakan beberapa haknya seperti tunda pembayaran. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada proses penyelesaian terhadap itu," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi memaparkan, trafik penumpang menurun drastis sejak pandemi. Di 2019 tercatat ada 81,5 juta orang.
Kemudian, kata Faik, tahun berikutnya anjlok dengan 32,8 juta penumpang. Sementara di 2021 sampai dengan Oktober hanya sebanyak 21,5 juta.
"Tentu saja ini berdampak pada kondisi keuangan kita, yang tadinya kita bisa menghasilkan Rp8,93 triliun di 2019, menurun lagi menjadi Rp3,2 triliun. Saya kira kondisi ini dirasakan sama di hampir semua bandara," kata Faik.