Bagikan:

JAKARTA – Otoritas moneter Bank Indonesia (BI) disebutkan terus menggelontorkan dana segar ke perbankan sebagai upaya dalam menjaga stabilitas sistem keuangan di dalam negeri.

“Bank Indonesia telah menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sebesar Rp137,24 triliun pada sepanjang 2021 atau hingga 16 November 2021,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam keterangan dikutip Jumat, 19 November.

Menurut Perry, kebijakan moneter bank sentral tersebut membuat kondisi likuiditas sangat longgar.

“Kebijakan moneter bank Indonesia akomodatif,” tegasnya.

Tidak hanya itu, guna memperkuat perekonomian nasional, BI juga melakukan pembelian SBN di pasar perdana untuk pendanaan APBN 2021 sebesar Rp143,32 triliun, yang terdiri dari Rp67,87 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp75,46 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO).

“Pembelian SBN adalah dampak sinergi Bank Indonesia dengan pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional,” tuturnya.

Melalui ekspansi moneter tersebut, kondisi likuiditas perbankan pada Oktober 2021 sangat longgar, tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi, yakni 34,05 persen dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 9,44 persen secara tahunan (year-on-year/y-o-y).

Likuiditas perekonomian meningkat, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh meningkat masing-masing sebesar 14,6 persen y-o-y dan 10,4 persen y-o-y.

Pertumbuhan uang beredar tersebut terutama didukung oleh peningkatan ekspansi fiskal dan kredit perbankan,” tutup Gubernur BI Perry Warjiyo.