Transaksi Perdagangan <i>Online</i> Meningkat, Pandemi COVID-19 Jadi Momentum Ekosistem E-commerce Lebarkan Sayap
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Transaksi perdagangan di e-commerce meningkat pesat. Hal ini didorong oleh minta masyarakat untuk berbelanja online di masa pandemi COVID-19 ini.

Segala pembatasan kegiatan masyarakat yang diberlakukan pemerintah, mengubah tren belanja dari offline menjadi online. Saat ini, industri e-commerce di Indonesia pun senantiasa berubah dan berkembang pesat.

Berdasarkan survei yang dilakukan ISEAS, terdapat kenaikan jumlah transaksi online sebanyak 23 persen. Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di masa pandemi ini menjadi faktor utama kenaikan tersebut. Karena adanya keterbatasan aktivitas, para konsumen yang biasanya membeli barang secara langsung harus mengalihkan proses belanja ke berbagai platform online yang tersedia.

Besarnya potensi penjualan online di masa pandemi COVID-19 ini, menjadi momentum banyak pihak untuk terus berinovasi demi mengembangkan ekosistem e-commerce Indonesia yang semakin maju. Salah satunya adalah seperti yang dilakukan LODI Indonesia.

Seperti diketahui, bagi para pelaku usaha, baik usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) maupun korporasi besar, logistik adalah salah satu faktor krusial yang menjadi kunci dalam merebut hati pelanggan. Tanpa adanya operasi logistik yang baik, maka permintaan pasar yang tinggi akan sulit dipenuhi.

Karena itu, LODI Indonesia hadir sebagai perusahaan logistik untuk meningkatkan penjualan para klien melalui proses distribusi barang yang lancar kepada konsumen. Tujuannya agar tidak ada jarak antara permintaan pasar dengan pemenuhannya.

Untuk mewujudkan upaya itu, LODI Indonesia menghadirkan solusi logistik pintar yang didukung oleh teknologi terdepan untuk memperkuat UMKM dan korporasi yang menggunakan kanal digital sebagai salah satu jalur penjualan mereka.

LODI menawarkan kecepatan, kemudahan, serta kepraktisan bagi para pelaku bisnis yang ingin memperkuat sistem logistik mereka tanpa perlu membangun mekanisme internal lagi dari awal. Sehingga proses internal bisnis dapat menjadi lebih efisien dan para pemilik usaha dapat fokus dalam strategi pengembangan bisnis mereka.

Adapun dua solusi yang ditawarkan LODI Indonesia yaitu fulfillment (penanganan order) dan last mile delivery (pengiriman). Fulfillment adalah layanan penanganan order berbasis teknologi, yang mencakup pengelolaan penyimpanan barang yang dilanjutkan ke proses pengemasan, pengiriman sesuai dengan kebutuhan pelanggan, hingga layanan pelanggan.

Sementara, last mile delivery (pengiriman) sendiri adalah layanan pengiriman yang dilengkapi berbagai pilihan mitra ekspedisi terpercaya. Kedua layanan tersebut dapat hadir berkat kolaborasi dengan mitra logistik baik berupa gudang maupun ekspedisi.

Tak hanya itu, demi mengikuti perkembangan e-commerce yang semakin canggih, LODI pun menyediakan fitur business dashboard. Dashboard ini membuat pengguna mengakses informasi status inventaris yang lengkap secara real-time. Melalui informasi tersebut, klien LODI pun dapat menggunakan data tersebut untuk menentukan strategi penjualan yang lebih baik.

Gudang fulfillment LODI saat ini tersebar di enam kota, yaitu Jakarta, Tangerang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Balikpapan.

Saat ini, LODI telah membantu pertumbuhan berbagai klien baik dalam skala UMKM ataupun perusahaan yang telah mapan dari beragam industri, termasuk kecantikan dan kesehatan. Melalui solusi logistik berbasis teknologi yang ditawarkan, LODI berharap untuk dapat terus berkontribusi dalam peningkatan kualitas ekosistem ekonomi digital di Indonesia.

Sekadar informasi, Bank Indonesia mengungkap pertumbuhan transaksi e-commerce pada tahun ini berpotensi mencapai 48,4 persen. Di samping itu, BI memperkirakan uang elektronik hingga akhir tahun akan tumbuh tinggi, sebesar 35,7 persen, yang juga didorong oleh transaksi e-commerce.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memproyeksikan pertumbuhan e-commerce di Indonesia menjadi yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN pada 2025 mendatang yakni mencapai 124 miliar dolar AS.

Proyeksi tersebut berkaca pada tingginya potensi pertumbuhan e-commerce di Tanah Air lantaran tren peningkatan transaksi digital di sektor keuangan. Kemudian, Indonesia juga memiliki pasar yang luas untuk mendukung pertumbuhan industri e-commerce.