Isu Syiah Memecah Kubu Warganet dalam Polemik Serangan Iran ke Israel
Warga Iran pada Jumat (19/4) menggelar sejumlah aksi unjuk rasa nasional untuk menyatakan dukungan atas serangan balasan negara itu terhadap sejumlah target di Israel. (Antara/Xinhua/Shadati/aa)

Bagikan:

JAKARTA – Konflik Timur Tengah memasuki babak baru. Pada 14 April lalu, Iran meluncurkan serangan rudal ke sejumlah titik di wilayah Israel. Namun Tel Aviv mengklaim mampu menghalau serangan rudal jarak jauh tersebut berkat sistem pertahanan iron dome mereka.

Pihak Iran menegaskan, serangan tersebut adalah upaya pembalasan atas pengeboman konjen Iran di Damaskus, Suriah oleh militer Israel yang menewaskan 13 orang.

Tim penyelamat bekerja di gedung konsulat Iran yang hancur di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024. Setidaknya lima orang, termasuk seorang komandan senior Iran, tewas dalam serangan udara Israel itu di gedung tersebut. (Xinhua/Ammar Safarjalani)

Korps Garda Revolusi Iran menyebut tujuh perwira mereka tewas dalam serangan udara Israel, termasuk Brigjen Mohammad Reza Zahedi, komandan senior Pasukan Quds – kesatuan khusus Garda Revolusi Iran yang beroperasi di luar negeri – dan wakilnya, Brigjen Mohammad Hadi Haji-Rahimi.

Aksi militer yang dilakukan Republik Islam itu cukup membuat dunia terkejut, tak terkecuali masyarakat Indonesia yang memiliki perhatian khusus atas isu perang dan politik Timur Tengah. Sebagai negara yang memiliki populasi umat Islam yang besar, gerakan solidaritas menentang okupasi Israel berkembang subur di Indonesia. Solidaritas tentu saja ditujukan untuk rakyat Palestina sebagai target okupasi tersebut.

Pemantauan Serangan Iran ke Israel di Media Sosial X

Namun, konflik dengan Iran membawa dimensi berbeda bagi solidaritas masyarakat Indonesia. Meski negara yang menganut Islam dalam pemerintahannya, mazhab yang dianut di Iran berbeda dengan mayoritas umat Muslim di Indonesia. Iran menganut pandangan Syiah, sedangkan sebagian besar Muslim di sini beraliran Sunni.

Layering konflik semacam ini tergambar jelas di linimasa media sosial. Netray Media Monitoring memantau unggahan warganet di kanal X guna menangkap perbincangan atau opini publik tersebut.

“Secara total, pemantauan atas topik serangan Iran menghasilkan volume perbincangan sebanyak 23.429 unggahan,” demikian pantauan Netray.

Animo masyarakat menanggapi isu ini terpantau cukup tinggi, yakni mendatangkan 751,2 ribu impresi dalam rupa reply, repost, dan favorites. Dengan respons setinggi ini, perbincangan dan unggahan yang mengandung kata kunci secara potensial dapat menjangkau hingga 180,3 juta akun X berbahasa Indonesia.

Top words sentimen negatif. (Netray)

Terlepas dari intensitas dan volume perbincangan, pembahasan mengenai kata kunci juga diwarnai perbedaan sentimen dari warganet. Sentimen ini bisa dimaknai sebagai sudut pandang hingga posisi pendirian warganet kala melihat isu serangan Israel.

Sebagai upaya menyelaraskan sentimen, Netray berasumsi bahwa unggahan positif sebagai unggahan yang mendukung aksi militer Iran dan menyerang Israel. Sebaliknya, unggahan yang terindeks negatif adalah yang mencela serangan tersebut.

Dalam grafik Top Accounts dengan sentimen positif, Netray menemukan beberapa akun yang mendapat impresi terbanyak dari unggahannya. Mereka antara lain akun @RJLetsGo, @kegblgnunfaedh, dan @brgsjks.

Akun @RJLetsGo membuat unggahan yang menyebutkan sejumlah informasi yang bersifat positif. Ia membagikan strategi militer Iran seperti melarang kapal yang berhubungan dengan Israel beroperasi di Teluk Persia dengan ancaman penyitaan.

Statistik pemantauan topik serangan Iran. (Netray)

Sedangkan untuk sentimen netral, akun-akun seperti @kiddiejaemin, @numanmazlan, dan @superbeyinsiz berada dalam jajaran Top Account. Berbeda dengan sentimen lainnya, unggahan dengan sentimen netral ini terpantau cenderung berisi konten yang informatif alih-alih menjatuhkan justifikasi atas serangan Iran ke Israel.

Sedangkan untuk sentimen negatif, akun yang meraup impresi terbanyak antara lain akun @JatIkhwan, @SoftWarNews, dan @erlanishere.

Wacana Syiah dalam Topik Serangan Iran

Narasi tentang aliran Syiah hampir tidak termanifestasi secara vulgar di linimasa X. Netray tidak menemukan kata tersebut dalam deretan kata paling sering digunakan warganet untuk semua kategori sentimen.

Kata Syiah baru muncul ketika daftar tersebut dikhususkan untuk unggahan dengan sentimen negatif. Tapi yang menarik, tidak semua unggahan dengan sentimen negatif adalah unggahan yang menyebarkan kebencian terhadap golongan tersebut. Meskipun masih bisa ditemukan seperti pada unggahan akun @SammiSoh dan @ProfOnline_id.

Sebagian besar unggahan yang menyebut kata Syiah justru malah menjadi otokritik bagi solidaritas umat Sunni kepada rakyat Palestina.

Pandangan akun @manshur_39, @mihrabku, dan @maymarmas terpantau senada. Mereka kecewa dengan pendengungan isu “syiah” ketika malah Iran menjadi negara pertama yang melakukan aksi nyata menyerang Israel. Ketika sebagian besar umat Sunni hanya kencang memberi dukungan saja