Penting bagi Jakarta untuk Bergerak Cepat dan Lebih Cepat Tanggulangi COVID-19
Ilustrasi foto (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pasien positif virus corona atau COVID-19 melonjak begitu cepat dalam beberapa hari. Otomatis, persebaran domisili pasien positif kian merebak. Jakarta menjadi provinsi dengan pasien positif COVID-19 terbanyak.

Terkait itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuka data persebaran kecamatan terjangkit virus corona berdasarkan domisili pasien yang telah dinyatakan positif maupun masih dalam pengawasan (suspect).

Berdasarkan peta sebaran yang dirilis Pemprov DKI, ada 17 titik merah yang merupakan kecamatan dengan pasien positif COVID-19. Kemudian, terdapat 46 titik kuning yang berarti masih menunggu hasil pemeriksaan uji pasien. 

"Ini adalah sebaran kasus-kasus yang sekarang sedang diperiksa baik yang positif COVID-19, maupun yang sedang menunggu hasil. Sebarannya cukup luas. Beberapa hari yang lalu menyebar di wilayah selatan. Hari ini hampir semua kecamatan sudah ada kasus (positif)," ucap Anies di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat, 13 Maret. 

Sebarannya, kecamatan positif COVID-19 yang berada di Jakarta Utara adalah Tanjung Priok, Penjaringan, dan Kelapa Gading. Di Jakarta Timur, kecamatan positif COVID-19 berada di Kramat Jati. Sedangkan Kecamatan Pulo Gadung, Pasar Rebo dan Matraman masih menunggu hasil pemeriksaan. 

Di Jakarta Pusat, Kecamatan Johar Baru dan Menteng masih menunggu hasil. Di Jakarta Selatan, kecamatan positif COVID-19 berada di Pancoran, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Cilandak. Sementara, Jagakarsa dan Setiabudi masih menunggu hasil. Di Jakarta Barat, kecamatan positif COVID-19 berada di Cengkareng, Kembangan, dan Kebon Jeruk. 

Peta pantauan COVID-19 Jakarta (Istimewa)

Perketat kebijakan

Pada Rabu, 11 Maret lalu, Anies sudah membuat langkah pengurangan dampak penularan COVID-19. Pertama, Anies membentuk tim untuk mengulas kembali perizinan kegiatan yang diselenggarakan di Jakarta.

Kedua, Anies menginstruksikan kepada jajaran Pemprov DKI yang memiliki gejala demam, flu, dan batuk menjurus COVID-19 agar melaporkan kondisi kesehatannya keada Dinas Kesehatan DKI. 

Selanjutnya, Anies meniadakan kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di sepanjang Jalan Sudirman-MH selama dua pekan, yakni 15 dan 22 Maret.

Per hari ini, Anies memperketat kebijakan dari sebelumnya. Ada beberapa tambahan imbauan yang ia keluarkan. Namun, kebijakan itu tidak sampai melakukan lockdown. Pertama, Anies meminta seluruh warga DKI Jakarta untuk memprioritaskan kegiatan di rumah dan pemukiman sekitar. 

"Kurangi kegiatan di tempat yang ramai. Sebisa mungkin membatasi interaksi dengan kerumunan orang banyak, sebisa mungkin berkegiatan secara lebih terbatas," tutur Anies. 

Sementara, pelayanan masyarakat seperti kelurahan, kecamatan, kantor wali kota, Balai Kota DKI, puskesmas, dan rumah sakit tetap beroperasi seperti biasa. Transportasi umum juga tetap melayani penumpang. 

Kemudian, Anies akan menutup semua destinasi wisata dan tempat hiburan milik Pemprov DKI selama dua pekan, mulai Sabtu, 14 Maret esok hari. 

"Tempat wisata seperti Ancol, Ragunan, Monumen Nasional, dan museum yang dipegang DKI, kita tutup. Tujuannya meminimalkan kegiatan warga di ruang-ruang terbuka yang penuh dengan warga," kata Anies. 

Lalu, Anies telah menyiapkan protokol prosedural untuk acara-acara di perkantoran, di perumahan, serta kegiatan ibadah keagamaan. Protokol ini disebarkan ke seluruh masyarakat lewat jajaran Pemprov DKI. 

Lebih lanjut, Anies juga meminta seluruh perusahaan untuk mulai menyiapkan protokol kerja jarak jauh bagi para pegawainya sebisa mungkin. 

"Hari ini belum ada arahan untuk kantor-kantor stafnya bekerja dari jauh. Tapi, dunia usaha harus mulai menyiapkan. Saya imbau semuanya untuk menyiapkan dari sekarang jangan sampai kita menghadapi situasi (penularan) itu. Tapi, bila itu terjadi, maka dunia usaha udah siap," jelas Anies. 

"Semua ini kami lakukan untuk mencegah kemungkinan terburuk penularan. Kita tidak punya cukup waktu untuk menunggu, kita memiliki kewajiban melindungi semua, karena itu penting sekali bagi kita untuk bergerak ceoat dan lebih cepat," tutup dia.