Bagikan:

JAKARTA – Polemik tentang keikutsertaan timnas Israel di Piala Dunia U-20 2023 kian meruncing di ranah media sosial. Perdebatan bahkan sudah menyasar ke grup-grup WhatsApp. Pengamat sepak bola nasional Kesit Handoyo merasa heran karena sebenarnya bukan baru kali ini sejumlah atlet Israel datang dan bertanding di Indonesia.

Semisal dalam turnamen bulu tangkis BWF pada 2015 di Istora Senayan, kejuaraan panjat tebing pada September 2022, dan turnamen balap sepeda UCI Nations Cup 2023 Jakarta di Jakarta International Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur.

“Jadi, kenapa harus heboh, apa karena jumlah pesertanya lebih banyak,” kata Kesit kepada VOI pada 28 Maret 2023.

Bahkan tak hanya atlet, delegasi Israel juga sempat menghadiri Sidang ke-144 Inter-Parliamentary Union (IPU) di Bali tahun lalu. Toh kondisinya serupa, meskipun DPR RI menjadi tuan rumah, kedatangan perwakilan parlemen Israel ketika itu bukan atas undangan resmi pemerintah melainkan dari IPU sebagai penggagas acara.

Timnas Israel juga menjadi kontestan Piala Dunia U-20 bukan atas keinginan Indonesia, melainkan karena memang telah lolos kualifikasi.

Poster Piala Dunia U-20 yang akan digelar di enam kota di Indonesia. (Antara/Juns)

“Penyelenggaraan Piala Dunia ranahnya FIFA dan Israel merupakan anggota FIFA yang telah dinyatakan lolos kualifikasi untuk ikut Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia,” kata Kesit.

Kalau hal-hal seperti ini saja menjadi polemik, pada akhirnya Indonesia akan sulit menyelenggarakan ajang yang lebih besar lagi. Bagaimana dengan penyelenggaraan ANOC World Beach Games di Bali pada Agustus 2023, dengan Israel menjadi salah satu peserta?

“Lalu, bagaimana mimpi Indonesia bisa mencalonkan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2036. Ini event yang jauh lebih besar lagi. Jadi jangan bicara kita mau menjadi negara besar dalam olahraga, kalau untuk hal-hal yang begini saja kita masih ribut sendiri,” tutur Kesit.

Direktur The Indonesia Intelligence Institute, Ridlwan Habib pun menganjurkan pemerintah harus benar-benar cermat dalam bersikap. Perlu menjaga kewibawaan diplomasi Indonesia di pergaulan internasional termasuk hubungan baik PSSI dengan FIFA. 

Tim Israel U-20 yang lolos ke Piala Dunia U-20 sebagai salah satu wakil UEFA. (UEFA)

Juga perlu memastikan tidak ada pelanggaran terhadap prinsip negara UUD 1945 yang menolak penjajahan dan imperialisme hingga saat ini.

“Dari sisi ancaman keamanan memang cukup rawan karena timnas Israel berpotensi jadi sasaran kelompok-kelompok teroris di Indonesia seperti kelompok pro ISIS maupun pro Al Qaeda. Faktor keselamatan atlet dan delegasi, serta keamanan stadion tempat mereka berlaga harus menjadi prioritas,” ujar Ridlwan, alumni S2 Kajian Intelijen Strategik UI tersebut.

Selain ancaman terorisme, juga perlu diwaspadai isu ini dibawa ke isu politik, terutama jika memantik demonstrasi besar-besaran.

“Indonesia menjelang Pemilu 2024, situasinya bisa sangat eskalatif, apalagi kalau dipelintir menjadi seolah-olah ada pelanggaran konstitusi dengan membiarkan Israel datang, ini bahaya secara politik,” ujar Ridlwan.

Negara Tetap Konsisten

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pihak agar tidak mencampuradukkan urusan olahraga dan urusan politik. Piala Dunia U-20 merupakan ranah FIFA sehingga penyelenggaraannya harus sesuai dengan ketentuan FIFA, termasuk para kontestannya.

Seperti yang sudah diucapkan Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun bahwa timnas Israel lolos dengan cara yang sah sesuai aturan yang ditetapkan FIFA, sehingga berhak tampil di ajang Piala Dunia U-20 2023.

Keikutsertaan masing-masing negara dalam Piala Dunia U-20 tidak ada kaitannya dengan suka atau tidak suka dengan suatu negara, karena setiap negara ikut serta sebagai bagian dari kompetisi yang berjalan sesuai aturan yang berlaku.

“Dalam urusan Piala Dunia U-20, kita sependapat dengan duta besar Palestina untuk Indonesia bahwa FIFA memiliki aturan yang harus ditaati anggotanya,” kata Jokowi dalam keterangan resminya pada 28 Maret 2023.

Presiden Jokowi memberikan keterangan resmi mengenai polemik keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia pada 28 Maret 2023. (Tangkapan YouTube Sekretariat Presiden)

Jokowi memastikan keikutsertaan Israel tidak ada kaitannya dengan konsistensi posisi politik luar negeri Indonesia terhadap Palestina.

“Negara selalu konsisten dalam memperjuangkan dan mendukung kemerdekaan Palestina dan mendukung penyelesaian two state solution. Sesuai konstitusi menolak penjajahan dalam bentuk apapun, ini selalu kita sampaikan dalam forum-forum bilateral, forum multilateral, maupun forum internasional lainnya,” tutur Jokowi.

Sejauh ini, pemerintah maupun PSSI masih terus berusaha mencari solusi terbaik.

“Saya telah mengutus langsung Ketua Umum PSSI bertemu dengan tim FIFA untuk membicarakan itu,” kata Jokowi.

Mencari Solusi

Adapun untuk solusi, Ridlwan mengusulkan  FIFA membuat aturan khusus untuk timnas Israel agar tidak menggunakan atribut, logo dan bendera selama berlaga di Indonesia.  

“Saya kira, dalam situasi super khusus, FIFA dapat saja mengeluarkan peraturan pengecualian seperti saat melarang atribut pelangi LGBT di Piala Dunia Qatar beberapa waktu lalu,” ujarnya.

Selaras dengan Pasal 151 Permenlu no 3 tahun 2019 tentang Panduan Umum Hubungan Luar Negeri Oleh Pemerintah Daerah. Dalam melakukan hubungan dengan Israel kiranya perlu diperhatikan prosedur yang ada dan selama ini masih berlaku:

  1. Tidak ada hubungan secara resmi antara Pemerintah Indonesia dalam setiap tingkatan dengan Israel, termasuk dalam surat-menyurat dengan menggunakan kop resmi.
  2. Tidak menerima delegasi Israel secara resmi dan ditempat resmi.
  3. Tidak diizinkan pengibaran/penggunaan bendera, lambang dan atribut lainnya serta pengumandangan lagu kebangsaan Israel di wilayah Republik Indonesia.
  4. Kehadiran Israel tidak membawa implikasi pengakuan politis terhadap Israel.
  5. Kunjungan warga Israel ke Indonesia hanya dapat dilakukan dengan menggunakan paspor biasa.
  6. Otorisasi pemberian visa kepada warga Israel dilaksanakan oleh Kemenkum HAM c.q Dirjen Imigrasi. Visa diberikan dalam bentuk afidavit melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura atau Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangkok.

"Jalan tengahnya FIFA menghormati aturan Kementerian Luar Negeri Indonesia," kata Ridlwan.