Masyarakat Jabodebek Menanti Hadirnya LRT, Karya Anak Bangsa dan Solusi Anyar Alat Transportasi Anti Macet
Ilustrasi. (Foto: BLUD Jakarta)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) di periode kedua kepemimpinannya terus menggenjot pembangunan infrastuktur. Salah satu adalah proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodebek). Pemerintah juga menaikan anggaran untuk infrastruktur di 2021 sebesar 47,2 persen dari tahun ini.

Kemarin, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan tinjauan untuk mengecek sekaligus uji coba LRT Jabodebek. Nantinya, LRT Jabodebek bisa mengangkut 500 ribu penumpang per hari karena headway atau jarak kedatangan antar kereta yang singkat.

Dengan headway 3 hingga 6 menit, waktu tempuh dari Cibubur sampai ke Dukuh Atas dengan jalur sepanjang 26 kilometer (km) dapat ditempuh selama 39 menit dengan kecepatan rata-rata 40 km per jam.

Sementara, waktu tempuh dari Bekasi Timur sampai ke Dukuh Atas dengan jalur sepanjang 30 km dapat ditempuh selama 45 menit dengan kecepatan rata-rata 40 km per jam.

Sementara jika menggunakan kendaraan pribadi waktu tempuhnya bisa 2 sampai 3 jam. Dengan adanya LRT Jabodebek diharapkan masyarakat beralih ke LRT sehingga dapat mengurangi kemacetan dan lebih ramah lingkungan.

Budi menjelaskan, Presiden Jokowi menginginkan di kota-kota besar harus ada angkutan massal, untuk itu pembangunan transportasi massal seperti LRT memerlukan kerja sama yang baik dari berbagai pihak terkait. Terlebih, di masa pandemi yang harus memastikan pembangunannya tetap berjalan dan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Hingga 6 November 2020, progres pembangunan LRT Jabodebek tahap I diklaim mencapai 79,05 persen dengan rincian, lintas Cawang-Cibubur 91,77 persen, Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 75,16 persen, dan Cawang-Bekasi Timur 72,98 persen.

Pembangunan LRT Jabodebek tahap I terdiri dari Cawang-Cibubur, Cawang-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi Timur, dengan total panjang jalur 44,43 km yang melintas di 17 stasiun.

Ditargetkan 2022 Mulai Beroperasi

Budi mengatakan, uji coba LRT Jabodebek dari Stasiun TMII-Stasiun Harjamukti, Cibubur pergi pulang (PP) ini, untuk memastikan proyek pembangunan berjalan tepat waktu dan dapat beroperasi pada pertengahan tahun 2022.

"Hari ini saya bangga bahwa anak bangsa membangun LRT dengan kemampuannya sendiri. Seperti, PT Adhi Karya yang telah berhasil membangun konstruksi jalur yang telah mendapatkan MURI, PT LEN yang telah memberikan dukungan sistem dengan teknologi canggih, dan PT INKA yang membangun keretanya," ujar Menhub Budi Karya, Minggu, 15 November.

Proyek pembangunan LRT Jabodebek dilengkapi dengan teknologi yang modern seperti: U-SHAPED GIRDER yaitu Teknologi girder berbentuk U yang diadaptasi dari Systra Prancis karena desainnya yang ramping, menyesuaikan dengan ketersediaan ruang di Jakarta.

Kemudian, LRB (Lead Core Rubber Bearing) yang merupakan pengembangan dari Elastomeric Bearing (EB) yang berfungsi untuk mengisolasi struktur jembatan dari pergerakan tanah akibat gempa.

Sekadar informasi, proyek pembangunan LRT Jabodebek merupakan salah satu proyek strategis nasional, yang mulai dikerjakan oleh PT Adhi Karya sejak September 2015 dengan nilai proyek sebesar Rp22,8 triliun yang terdiri dari dua tahap pengerjaan.

Untuk pembangunan tahap kedua terdiri dari 3 lintas pelayanan yaitu lintas Dukuh Atas-Senayan, Cibubur-Bogor, dan Palmerah-Grogol, dengan total panjang jalur sepanjang 39 Km yang melintasi 8 stasiun.

Terpanjang di Dunia dan Cetak Rekor MURI

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) telah melakukan pengecoran bentang panjang terakhir dari pembangunan LRT Jabodebek. Pengecoran terakhir ini terletak di stasiun Dukuh Atas, Kuningan, Jakarta.

Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson mengatakan, pembangunan Bentang panjang ini mencatatakan rekor dan sejarah baru bagi Indonesia. Sebab pembangunan LRT ini merupakan bentang panjang, terpanjang di dunia dengan jarak 44 km.

Dalam penghargaan rekor MURI ini, ADHI mendapatkan 3 kategori. Diantaranya, Produksi U Shaped Grider Pertama untuk sistem kereta, pembangunan jalur kereta dengan struktur U Shaped Grider Terpanjang dan Seri Pengiriman terberat Shaped Grider untuk sistem jalur kereta tanpa kecelakaan.

Perlu diketahui, pembangunan LRT Jabodebek ini mundur dari target rencana yang awal. Seharunya selesai pada akhir 2021. Pembebasan lahan menjadi salah satu faktor yang melatarbelakangi mundurnya proyek strategis nasional ini.