JAKARTA - Kehidupan kita sehari-hari kini tak terlepas dari media sosial. Facebook, Instagram dan Tiktok yang mengubah cara kita berinteraksi dengan orang lain. Perubahan interaksi itu juga memasuki bidang pemasaran digital melalui media sosial.
Selama era pandemi hampir seluruh aktivitas pemasaran bergeser ke arah digital. Berbagai celah yang ada di media sosial menjadi persaingan untuk mendapat pasar secara digital, yang kian ketat akibat menumpuknya beragam konten.
Dengan didukung perkembangan teknologi telepon seluler, pengguna media sosial pun tumbuh hampir 3,2 miliar di seluruh dunia. Menjadi alternatif utama bagi pemasar untuk mendapat calon pelanggan.
Pascapandemi pergeseran ke arah digital diperkirakan tumbuh semakin pesat. Salah satunya adalah peningkatan aktivitas belanja online, promosi, dan hiburan.
Melakukan pemasaran melalui digital atau media sosial artinya terhubung dengan masyarakat media sosial melalui jaringan internet. Dalam arti lebih luas lagi, harus mampu bersaing dengan penjual di seluruh dunia.
Laporan kuartal ketiga tahun 2021, Store Intelligence Data Digest, Sensor Tower mencatat jumlah unduhan media sosial lewat Google Play selama kuartal ketiga di Indonesia mencapai 1,8 miliar. Jumlah dipimpin oleh aplikasi, seperti Snack Video, Tiktok, dan Zoom.
Strategi marketing digital melalui media sosial masih menjadi ujung tombak untuk menggaet masyarakat yang tertarik pada produk atau layanan bisnis. Masyarakat jenis ini biasanya memberikan info kontak nama dan surel agar tidak kehilangan info promo dari penjual
Kegiatan harian mengakses media sosial sangat tinggi di Indonesia. Survei yang dilakukan oleh Statista pada April hingga Juni 2021 terhadap 1.701 responden berusia 17-44 tahun secara daring menunjukkan, media sosial yang diakses pengguna setiap hari selama tiga bulan terakhir. Paling banyak secara berurutan Facebook, Youtube, Instagram, Twitter, dan Tiktok.
Bentuk Pemasaran
Tahun 2022 akses pemakai media sosial diperkirakan masih akan tinggi. Bentuk pemasaran melalui melalui media sosial juga beragam. Di antaranya yang akan meningkat adalah adalah format video pendek, social commerce, pemasaran yang kian personal (personalized marketing), hadir secara langsung atau live, konten-konten untuk kebaikan, pemasaran dengan metode ”sadar diri”.
Konten video pendek mudah dibuat, dan cepat mendapatkan respon dari masyarakat karena durasi yang singkat. Selama pandemi konten video pendek kian digemari.
Tiktok memicu kenaikan pembuat dan penonton video pendek. Aneka merek produk dan jasa juga memakai Tiktok untuk memberi masyarakat media sosial cuplikan di balik layar maupun promosi produk atau jasa.
Hadir secara langsung lewat video langsung atau live kian digemari. Platform media sosial, seperti Instagram, Facebook, Twitter, YouTube, ataupun LinkedIn, menghadirkan ruang untuk melakukan video secara langsung atau streaming. Video langsung menjadi begitu populer, baik untuk merek maupun individu, karena tingkat interaksi dan keterlibatan tinggi yang dimiliki.
Pengguna media sosial dapat terlibat dengan berinteraksi dengan orang, merek, atau produk dan jasa favorit di media sosial secara langsung. Tren video langsung melonjak tahun 2021, diprediksi akan terus bertumbuh pada tahun mendatang.
Selain itu konten untuk berbuat kebaikan pun meningkat, seperti masalah sosial politik, perubahan iklim hingga COVID-19. Berbagai merek terkenal juga mulai membela apa yang mereka yakini benar, di media sosial melalui berbagai konten untuk kebaikan.
Merek-merek besar, seperti Reebok, Nike, dan Netflix secara terbuka mendukung gerakan kampanye berbuat kebaikan di media sosial. Media sosial dengan cepat menjadi cara utama untuk membangun kesadaran dan berbagi konten untuk kebaikan, karena memungkinkan menjangkau banyak orang lewat pesan positif.
Memanfaatkan Nostalgia
Bentuk pemasaran lewat media sosial juga dilakukan dengan format pemasaran ”sadar diri”. Pemasaran yang sadar diri berpusat di sekitar iklan satir atau ironis yang mengolok-olok merek sendiri, merek lain, atau konsep periklanan secara umum.
Ada juga pemasaran nostalgia yang selama tahun 2020-2021 ampuh mendorong orang membelanjakan uangnya untuk barang dan jasa yang membawa nostalgia pada masa lalu. Contohnya kue zaman dulu yang banyak ditawarkan di media sosial.
Selain konten, pemasar yang menggunakan tagar akan memiliki tingkat keterlibatan yang lebih tinggi. Penggunaan tagar bisa membantu untuk bisa tetap hadir di tengah kerumunan konten yang ada
BACA JUGA:
Pada akhirnya, media sosial tidak lagi dapat dipandang sebelah mata. Pemasaran digital lewat media sosial pun tidak terbatasi ruang dan waktu.
Keberadaannya serta kegunaannya di tengah peralihan pemasaran ke arah digital, terlebih di tengah situasi pandemi yang telah berlangsung sejak 2020, terbukti dapat membuat berbagai bisnis bertahan.
Peralihan ke arah pemasaran digital lewat media sosial yang awalnya dipaksa sebagai new normal, akan terus berlanjut menjadi new real pada tahun 2022.