Menemukan Belahan Jiwa di Aplikasi Kencan: Dari Virtual Turun ke Hati, Amankah?
Ilustrasi aplikasi dating online. (Foto: fnp.net)

Bagikan:

JAKARTA - Walau tidak sedikit orang yang berhasil bertemu dengan jodohnya melalui aplikasi kencan, namun masih banyak orang juga yang skeptis terhadap kegiatan pencarian jodoh melalui aplikasi semacam itu. Perkembangan teknologi telah memudahkan manusia berkomunikasi tanpa dibatasi jarak dan waktu. Internet menjadi sarana komunikasi yang paling populer untuk mengembangkan hubungan.

Menurut laporan dari situs daring kencan populer eHarmony (Desember 2020), menemukan bahwa kencan virtual merupakan cara kedua yang paling populer untuk bertemu dengan orang-orang baru. Banyak hal yang menjadi pendorong individu untuk melakukan kencan virtual daripada kencan tradisional yang menggunakan komunikasi Face to Face (FtF).

Ilustrasi aplikasi kencan Tinder. (Foto: Unsplash)

Di Indonesia sendiri, pengguna aplikasi kencan cukup tinggi, berdasarkan survey dari Jakpat (Maret – November 2021), sebanyak 370 dari 1606 responden di Indonesia menggunakan aplikasi kencan dengan 68 persen di antaranya adalah wanita.

Setipe.com, salah satu situs aplikasi kencan di Indonesia mengalami lonjakan besar pada awal tahun 2020. Pengguna biro jodoh online ini naik lebih dari dua kali lipat dari 83.000 menjadi 200.000 orang.

Dikutip dari Independent.co.uk, sebuah penelitian telah menemukan bahwa laporan penipuan asmara atau love scam telah meningkat sebesar 40 persen selama pandemi Covid-19. Pandemi dinilai membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap perasaan kasih sayang dari orang-orang yang baru mereka kenal.

Kelebihan PDKT Virtual

Apa yang membuat pendekatan virtual benar-benar efektif? Apakah ketertarikan instan secara online ini memiliki kemungkinan menciptakan chemistry? Menurut Helen Fisher, antropolog peneliti hubungan romantis asal Amerika Serikat, PDKT virtual terjadi tanpa tergesa sehingga memungkinkan perasaan tumbuh tanpa adanya daya paksaan.

Film dokumenter tentang love scam “The Tinder Swindler” produksi Netflix yang baru saja selesai masa penanyangnya berhasil menarik perhatian publik karena merupakan kisah nyata yang sering terjadi saat ini. Tentang penipuan yang terjadi melalui aplikasi kencan,yang mengakibatkan korbannya kehilangan sejumlah uang dan mengalam tekanan psikologis. Sosok Simon Leview menjadi bahan perbincangan karena telah menipu banyak korban hingga ratusan ribu dolar melalui aplikasi kencan Tinder.

Ilustrasi kenan virtual. (Foto: Unsplash)

Mengutip dari Independent.co.uk, berikut beberapa tips agar terhindar dari love scam melalui aplikasi kencan :

  1. Di era media sosial  yang semakin terbuka kamu bisa mengecek latar belakang orang yang ditemui di aplikasi kencan melalui media sosialnya. Kamu bisa mengecek dan meneliti lebih dalam bagaimana keterlibatan mereka secara online dan berinteraksi dengan orang lain di media sosial.
  2. Berkomunikasi melaui chat memang menyenangkan, tetapi untuk memastikan keamanan ajaklah untuk bertemu secara langsung melalui panggilan video. Biasanya pada pelaku love scam atau scammer kerap menolak ajakan bertemu bahkan panggilan video.
  3. Perempuan biasanya punya insting yang kuat, maka cobalah mengikuti nalurimu jika kamu merasa ada yang janggal dengan orang yang baru dikenal.
  4. Selain itu, penting juga untuk menjaga identitas lainnya, seperti alamat rumah, kode pin ATM hingga jumlah tabungan yang kamu miliki. Itulah beberapa cara terhindari dari penipuan di aplikasi kencan yang bisa dicoba.

Untuk para pengguna aplikasi kencan khususnya wanita sebaiknya lebih waspada ketika mencoba aplikasi kencan, agar tak menjadi korban seperti di film The Tinder Swindler

Seperti kata Helen Fisher: this is not a dating service, this is an introducing service. Aplikasi kencan dan situs web memprediksi orang yang mungkin cocok namun kamulah yang melakukan tugas untuk mengenal seseorang tersebut.