Celakanya Terpapar Cerita Angker Tol Cipali Bisa Meningkatkan Kemungkinan Kecelakaan
Pintu Tol Cikopo-Palimanan (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Kecelakaan yang terjadi di Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) sering dikaitkan dengan hal mistis. Salah satunya kisah tentang Batu Bleneng yang konon tak bisa dihancurkan dan sering meminta tumbal. Celakanya, secara psikologis terlalu banyak terpapar cerita angker seperti itu bisa meningkatkan kemungkinan kecelakaan.

Kemarin, kecelakaan di Tol Cipali km 184 menewaskan delapan orang sementara 15 lainnya luka-luka. Insiden terjadi pukul 03.10 WIB.

Kecelakaan terjadi ketika kendaraan elf melewati pembatas jalur dan menabrak Toyota Rush dari arah berlawanan. Berdasarkan olah tempat kejadian, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Surahriadi kecelakaan maut ini diduga karena supir minibus mengantuk dan mengemudi dengan kecepatan tinggi. 

Legenda Batu Bleneng

Sekitar dua km dari lokasi kecelakaan, tepatnya di km 182 Tol Cipali, terdapat sebuah batu besar bernama Bleneng. Keberadaan batu itu kerap dikait-kaitkan dengan kisah mistis di Tol Cipali. Banyak yang percaya ada makhluk halus yang mendiami batu tersebut.

Beberapa cerita yang beredar di antaranya terkait pembangunan tol. Salah seorang warga sekitar Hadi, seperti dikutip Okezone menceritakan pernah ada seorang pekerja jalan tol yang tewas saat ditugaskan menghancurkan Batu Bleneng menggunakan alat berat. Akibatnya jalur jalan tol terpaksa dibelokkan.

"Dulu ada sopir Beko yang meninggal dunia. Waktu itu dia disuruh untuk menghancurkannya (Batu Bleneng)," kata Hadi.

Kisah ini sempat merebak dimasyarakat. Dan tidak sedikit juga yang percaya terhadap hal tersebut. 

Namun kisah itu tak sepenuhnya benar. Terkait pembangunan jalan tol jika dilihat dari peta memang jalurnya terlihat ada yang berbelok drastis. 

Padahal jalur Tol Cipali bisa saja dibuat lurus. Tapi hal itu bukan karena Batu Blenengan yang tak bisa disentuh, melainkan karena permintaan dari sebuah pesantren.

"Kalau diperhatikan harusnya jalan itu lurus, tapi di situ ada pesanten. Dulu ketika design dibuat menghindari itu,” kata Wakil Dirut PT Lintas Marga yang mengelola Tol Cipali, Hudaya Arianto saat diwawancara Detik lima tahun lalu.

Hudaya menjelaskan, tidak ada urusan dengan hal mistis atau gaib apalagi dengan batu Bleneng. Perpindahan jalur menjadi berbelok itu karena pesantren tak mau diberi ganti untung. Akhirnya jalur dibelokan. "Atas permintaan warga dan Pemda setempat," katanya.

Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat, batu itu adalah peninggalan orang zaman dulu. Benda mati itu sengaja ditaruh di situ karena menutup mata air yang bisa membuat banjir besar di kawasan tersebut. Dengan kata lain, sebagian warga menganggap batu itu sebagai "penjaga" wilayah sekitar. 

Lalu seiring banyak terjadi kecelakaan di Tol Cipali, banyak orang yang menghubung-hubungkan dengan cerita mistis. Ada yang percaya bahwa "penunggu" Batu Blendengan memang mencari 100 tumbal karena telah mengusik tempat tinggal para makhluk gaib tersebut.   

Celaka "termakan" takhayul

Tak bisa dipungkiri keyakinan terhadap hal berbau mistis dapat memengaruhi perilaku manusia. Dalam kajian psikologi, menurut Dosen Psikologi Universitas Tarumanegara Yohanes Budiarto fenomena ini dikenal sebagai illussory correlation.

"Fenomena ini mengacu kepada keyakinan seseorang bahwa sesuatu berhubungan dengan sesuatu lainnya meskipun secara rasional hal tersebut tidak rasional. Namun, hal ini dapat menurunkan kecemasan dan meningkatkan kepercayaan diri atau keyakinan diri," kata Yohanes kepada VOI hari ini.  

Menurut Yohanes, keyakinan terhadap sosok mistis pada suatu objek merupakan jalan pintas kognitif agar manusia lebih mudah mengelola perilakunya. Imbauan-imbauan klenik seperti "hati-hati di tikungan jalan X ada 'penunggunya', jangan lupa nyalakan klakson” kata Yohanes cenderung memengaruhi konsentrasi ketika seseorang sedang mengemudi. 

Kondisi inilah menurut Yohanes "Justru meningkatkan kemungkinan kecelakaan kendaraan di wilayah tersebut. Pengemudi di wilayah sekitar tersebut akan semakin meningkatkan sensitivitas dan kesadaran pada mitos tersebut dibandingkan pada detail karakteristik jalan yang dilewati," ungkapnya.

Selain itu, keyakinan tersebut juga meningkatkan kecemasan saat mengemudi di wilayah yang dikenal angker tersebut. "Akhirnya berdampak pada kurangnya kontrol motorik saat mengemudi," ujar Yohanes.

Bukan cuma menimbulkan kecemasan, mempercayai klenik yang menjadi perbincangan banyak orang juga menimbulkan efek harapan. Tak ayal, ada saja orang yang mengharapkan munculnya sosok "penunggu" wilayah tersebut sehingga perhatian pada jalan berkurang. 

"Akibatnya kecelakaan sangat mungkin terjadi. Ujung-ujungnya, korelasi ilusi semakin menguat dan dipercayai banyak orang yang melintas di jalan tersebut," kata Yohanes.

Kendati demikian, dari data resmi laporan kecelakaan Tol Cipali, belum pernah ada yang dilaporkan terjadi akibat ilusi mistis. Kebanyakan kecelakaan terjadi akibat human error.  

Angka kecelakaan

Tingkat kecelakaan di Tol Cipali memang cukup tinggi. Menurut General Manager Operation PT Lintas Marga Sedaya (LMS) Suyitno yang dikutip Detik, sepanjang 2019 saja tercatat 634 kecelakaan terjadi. Sebanyak 51 orang meninggal dunia dari total kejadian yang ada.

Kendati demikian data kecelakaan terus menurun. Pada 2016 total kecelakaan di Tol Cipali ada 1.282. Lalu 2017 terjadi 1.381 kecelakaan, 2018 ada 1.197 kecelakaan. 

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan fatal kata Suyitno. Misalnya saja tabrakan belakang, kendaraan menyebrang ke jalur lain, pecah ban, mengantuk dan lainnya. Tabrak belakang jadi salah satu kecelakaan yang paling banyak mengakibatkan korban meninggal.   

Sementara itu pada 2020, kecelakaan serupa yang terjadi seperti kemarin sudah 11 kali terjadi. "Di Tol Cipali ini informasi yang saya terima, di tahun 2020 sudah 11 kali kecelakaan yang menyeberang, maksudnya yaitu dari jalur A ke B dan sebaliknya," kata Direktur Penegekan Hukum Korps Lalu Lintas Mabes Polri Brigjen Kushariyanto seperti dikutip Antara.

Kushariyanto menjelaskan sepanjang jalur Cipali ini, pemisah jalur A dan B hanya sebatas cekungan saja. Akibatnya, kecelakaan dengan model berpindah jalur sering terjadi dan bisa menimbulkan korban yang tak sedikit. Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada operator Tol Cipali untuk segera membuat batasan pemisah jalur seperti di Tol Cikampek. 

"Ini kalau di tengah-tengah ada pemisah minimal bisa menghambat. Untuk itu, kami mengimbau kepada operator jalan tol untuk membangun pemisah jalan," kata Kushariyanto.