Di Sumba Barat, Ada 2.551 Anak Usai 7-18 Tahun yang Tidak Menikmati Bangku Pendidikan
Bupati Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Yohanis Dade (ANTARA)

Bagikan:

NTT - Bupati Sumba Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanis Dade mengatakan, ada 2.551 anak usia sekolah mulai 7-18 tahun di daerah itu yang tidak bersekolah.

"Anak-anak yang tidak bersekolah itu berada pada jenjang pendidikan SD/MI hingga jenjang pendidikan SMA/SMK," kata Yohanis Dade dalam sambutannya pada acara konsultasi publik Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Sumba Barat yang berlangsung secara daring, Antara, Jumat, 29 Oktober. 

Kegiatan konsultasi publik rencana strategis Dinas Pendidikan dilakukan atas kerja sama Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Barat dengan lembaga Inovasi Untuk Anak Indonesia (Inovasi).

Bupati Yohanis Dade mengatakan, Dinas Pendidikan bersama Inovasi melakukan suatu gebrakan sehingga 2.551 anak yang tidak bersekolah itu bisa kembali ke sekolah formal. "Paling tidak bisa mengakses pendidikan luar sekolah," kata Bupati Yohanis Dade.

Bupati Yohanis Dade menegaskan, pembangunan sektor pendidikan di Sumba Barat perlu difokuskan pada peningkatan kemampuan literasi, numerasi dan pendidikan karakter terutama bagi 30.261 anak sekolah yang sedang berada di sekolah formal.

"Termasuk memastikan anak-anak itu tidak ada yang putus sekolah dan tetap mendapat layanan pendidikan yang berkualitas," tegas Bupati Yohanis Dade.

Dia menambahkan pembangunan sektor pendidikan juga perlu memastikan anak-anak di Kabupaten Sumba Barat pada usia pra sekolah mendapatkan pendidikan pada lembaga-lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Menurut Bupati Yohanis Dade pendidikan pra sekolah sangat penting karena tahun masa kanak-kanak mulai membentuk dasar kecerdasan.

"Anak-anak yang masuk melalui pra sekolah memiliki keterampilan pra membaca yang baik, kosa kata yang lebih baik dan keterampilan matematika dasar yang lebih kuat,"tegasnya.

Saat ini terdapat 35.798 anak bersekolah di 304 satuan pendidikan formal mulai dari PAUD hingga SMP/MTS. Peluang bonus demografi perlu dipersiapkan dengan baik sejak saat ini, sehingga anak-anak di wilayah di Pulau Sumba itu memiliki kemampuan dan daya saing yang baik untuk menghadapi dunia kerja abad 21.

Peran lembaga Inovasi terhadap pembangunan sektor pendidikan di Kabupaten Sumba Barat sangat besar dalam mendesain rancangan teknokratik dan rancangan awal RPJMD khusus bidang pendidikan.

"Pemerintah Sumba Barat berharap renstra pendidikan yang dibahas itu menjadi acuan bersama dalam membangun pendidikan di Kabupaten Sumba Barat," kata Bupati Yohanis Dade. 

Sementara itu Direktur Inovasi Basilius Bongeteku menyampaikan terima kasih terhadap pemerintah Kabupaten Sumba Barat yang menghandeng lembaga Inovasi dalam penyusunan rencana yang sangat strategis untuk pembangunan sektor pendidikan.

Menurut dia, pembangunan sektor pendidikan melalui penyusunan renstra pendidikan merupakan bagian dari komitmen politik Bupati Sumba Barat, Yohanis Dade dan Wakil Bupati Jhon Lado Bora.

"Bagi kami menjadi suatu kehormatan luar biasa karena Inovasi dilibatkan dalam penyusunan renstra pendidikan di Sumba Barat," tegas Basilius.