Bagikan:

JAKARTA - Kondisi Taman Waduk Pluit baru-baru ini disorot. Taman peninggalan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat menjabat Gubernur-Wakil Gubernur DKI itu kini terbengkalai.

Saat ini, sejumlah fasilitas sudah mulai rusak dan tak utuh. Cat pada sarana olahraga juga sudah mulai mengelupas dan berkarat. Sempat juga terdapat tumpukan sampah di arena tersebut.

Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku terbengkalainya Taman Waduk Pluit disebabkan proses pemindahan pengelolaan antara jajaran Pemprov DKI.

"Taman Pluit itu kan sebelumnya dikelola oleh Jakpro, kemudian diserahterimakan ke bagian aset di BPAD (Badan Pengelola Aset Daerah), kemudian diserahkan lagi ke Dinas Pertamanan dan Hutan Kota," kata Riza kepada wartawan, Kamis, 28 Oktober.

Namun, Riza berjanji pihaknya akan melakukan pemeliharaan Taman Waduk Pluit. Pada penyusunan APBD tahun anggaran 2022, DKI akan memasukkan anggarannya.

"Karena itu penyerahannya baru, belum lama sehingga belum dianggarkan. Nanti, ke depan kita anggarkan pemeliharaannya kebersihannya perapihan waduk dan lain-lain di tahun 2022," tutur Riza.

Sebagai informasi, pegiat media sosial, Yusuf Muhammad menyoroti kondisi terkini Taman Waduk Pluit yang memprihatinkan. Taman Waduk Pluit sendiri merupakan warisan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat peresmiannya.

Namun, kondisinya kini memprihatinkan. Selain tampak kumuh, banyak juga sampah berserakan. Yusuf Muhammad lantas menyebut bahwa Taman Waduk Pluit sempat jadi kebanggaan.

"Taman Waduk Pluit, Jakarta, kondisinya makin memprihatinkan. Taman terihat kumuh dan banyak kotoran sampah yang berserakan," cuit Yusuf Muhammad di akun Twitternya, pada Selasa, 26 Oktober.

Ia lantas menyindir kondisi taman tersebut di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Anies Baswedan yang punuh sampah. Yusuf bahkan menyebut bahwa warga Jakarta mengambil keputusan fatal saat memilih Anies sebagai orang nomor satu di DKI.

"Dulu jadi kebanggaan, kini di era gubernur seiman Taman Waduk Pluit jadi penuh sampah. Jakarta telah mengambil keputusan yang fatal!" kata Yusuf Muhammad.