JAKARTA - Mantan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Viani Limardi menanggapi kasus keracunan yang menerpa puluhan warga Koja usai dibagikan nasi kotak (rice box) oleh PSI.
Viani mengaku, selama masih menjadi kader, program pembagian makanan itu dilakukan oleh timnya. Namun, tidak pernah ada masalah sampai ia keluar dari keanggotaan partai.
"Selama ini kalau tim saya yang handle tidak pernah bermasalah, ya. Tapi tim saya sudah lepas program ini semingguan ini. Jadi, sekarang saya kurang tau siapa dan kenapa bisa begitu," kata Viani dalam pesan singkat, Selasa, 26 Oktober.
Viani mendoakan agar warga yang mengalami keracunan tersebut lekas pulih. Menurut dia, kejadian ini harus diusut tuntas oleh PSI agar tak lagi menimbulkan korban di kemudian hari.
"Harus diusut tuntas itu masalahnya di mana? Bener enggak kesalahan ada di warung? Yang jadi korban tidak sedikit, lho. Ada anak-anak dan orang tua juga," ucap Viani.
"Apalagi di zaman COVID-19 begini, yang fit aja risiko kena tinggi, gimana kalau warga enggak fit? Karena PSI sering sekali bagi-bagi (makanan) dan jumlahnya lumayan, jangan sampai ada korban lagi," lanjutnya.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, sebanyak 35 warga Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara keracunan makanan usai menerima pembagian rice box dari kader PSI pada Minggu, 24 Oktober.
Pembagian makanan dilakukan secara spontan oleh PSI dengan tujuan kepedulian kepada warga. Mereka membagikan 89 boks makanan yang berisi nasi dengan lauk telur, buncis, dan orek tempe.
Ternyata, selang 3 jam kemudian, 35 warga merasakan mual, pusing, hingga muntah. Sampai akhirnya, ada 24 warga yang dibawa ke Rumah Sakit Koja untuk menjalani perawatan dan 11 orang memutuskan untuk tetap di rumah.
Dari puluhan warga yang berobat, sebagian besar sudah diizinkan untuk pulang dan 5 warga menjalani rawat inap.