Warga Koja Keracunan Usai Dibagikan Nasi Boks, PSI: Pemilik Warung Sudah Minta Maaf ke Kami dan Warga
ILUSTRASI/UNSPLASH

Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPW PSI DKI Jakarta Michael Victor Sianipar buka suara atas insiden puluhan warga Koja, Jakarta Utara keracunan makanan usai dibagikan nasi boks (rice box) oleh kader partainya.

Michael menegaskan PSI tidak membuat makanan itu sendiri. PSI menurutnya memesan nasi boks dari warung.

"Kami menindaklanjuti dan mendalami pemilik warung tersebut. Pemilik warung sudah menyampaikan minta maafnya juga baik kepada kami dan kepada warga-warga yang keracunan makanan. Kami akan memastikan hal serupa tidak terjadi," kata Michael saat dihubungi, Senin, 25 Oktober.

Michael menuturkan, kegiatan bagi-bagi makanan yang dilakukan oleh PSI merupakan kerja sama dengan publik, lalu memesan di warung-warung dan UMKM.

Sejauh ini, lanjut Michael, sudah lebih dari 300 ribu rice box yang dibagikan oleh PSI di seluruh Indonesia.

"Rice box PSI esensinya adalah mendukung UMKM yang terdampak pandemi dan kami membeli makanan dari UMKM tersebut, agar ekonomi kerakyatan semakin menggeliat," jelas dia.

Atas kejadian ini, Michael mengaku telah berkoordinasi dengan puskesmas dan Rumah Sakit Koja untuk memastikan warga mendapat perawatan. Ia juga meminta maaf kepada warga yang mengalami keracunan tersebut.

"Kami mohon maaf atas hal-hal yang kita bersama tidak harapkan. Kami juga telah memberikan bantuan bagi para korban keracunan makanan," ungkapnya.

Sebagai informasi, sebanyak 35 warga Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara keracunan makanan usai menerima pembagian rice box dari kader PSI pada Minggu, 24 Oktober.

Pembagian makanan dilakukan secara spontan oleh PSI dengan tujuan kepedulian kepada warga. Mereka membagikan 89 boks makanan yang berisi nasi dengan lauk telur, buncis, dan orek tempe.

Ternyata, selang 3 jam kemudian, 35 warga merasakan mual, pusing, hingga muntah. Sampai akhirnya, ada 24 warga yang dibawa ke Rumah Sakit Koja untuk menjalani perawatan dan 11 orang memutuskan untuk tetap di rumah.

Dari puluhan warga yang berobat, sebagian besar sudah diizinkan untuk pulang dan 5 warga menjalani rawat inap.