Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemberian vaksin COVID-19 pada anak usia di bawah 12 tahun kemungkinan akan dilaksanakan pada awal tahun 2022 setelah uji klinis rampung dilakukan.

"Rencananya kalau itu sudah keluar hasil uji klinisnya kita bisa mulai digunakan di awal tahun depan," kata Menkes Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 26 Oktober.

Ada tiga jenis vaksin yang kini sedang diuji penggunaannya terhadap anak-anak. Vaksin tersebut adalah Sinovac, Sinopharm, dan Pfizer.

"Diharapkan sampai dengan akhir tahun bisa keluar ketiganya untuk emergency use authorization-nya, kita juga sedang bekerja sama dengan BPOM juga untuk memastikan kita bisa mengeluarkan sesegera mungkin setelah di negara asalnya ketiga vaksin tersebut bisa digunakan untuk anak-anak usia 5-12 tahun," ungkapnya.

Sebelumnya, Ahli epidemiologi dari Griffity Universty Australia, Dicky Budiman menuturkan vaksinasi pada anak diperlukan untuk mencapai kekebalan komunal atau herd immunity pada populasi di Indonesia.

Sebab, menurut dia, jika anak-anak belum divaksinasi, Indonesia akan sulit mencapai target herd immunity. "Vaksinasi anak ini memang sangat penting karena populasi anak secara kan 32 persen dan di indonesia kurang lebih 20 persen. Kalau vaksinasi pada anak tak dihitung, herd immunity akan sulit tercapai," kata Dicky kepada VOI, Selasa, 28 September.

Dicky mengatakan, sejumlah negara di dunia pun sudah memulai vaksinasi pada anak. Ia mencontohkan, Kuba sudah melakukan vaksinasi anak usia di atas 2 tahun menggunakan vaksin lokal.

Kemudian, Kamboja dan Chili juga sudah melakukan vaksinasi anak usia di atas 6 tahun menggunakan Sinovac. Lalu, Israel melakukan vaksinasi anak usia di atas 5 tahun menggunakan sepertiga dosis Pfizer.

"Terkait potensi adanya vaksinasi pada anak di bawah 12 tahun sebenarnya sudah besar. Banyak negara sudah mulai vaksinasi anak," ujar dia.