JAKARTA - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi meminta polemik Kementerian Agama adalah hadiah untuk Nahdlatul Ulama (NU) disetop dan tak perlu diperpanjang. Apalagi, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas telah mengklarifikasi pernyataannya.
"Saya kira penjelasan itu bisa dipahami. Penjelasan sudah disampaikan dan pro kontra semestinya disudahi," kata Zainut dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 26 Oktober.
Dia mengatakan pernyataan Yaqut juga tidak mengandung unsur yang merugikan pihak lain melainkan semata-mata memberikan motivasi dan menyemangati para santri serta pondok pesantren. Tujuannya agar mereka makin meningkatkan pengabdiannya kepada Tanah Air.
Apalagi, pesan tersebut disampaikan saat peringatan Hari Santri Nasional. Sehingga, dia meminta meminta semua pihak untuk tak asal berkomentar dan menimbulkan suasana yang makin panas bahkan dengan sengaja menarik ke isu SARA.
"Saya mohon pada semua pihak untuk menahan diri dan tidak mengeluarkan statment yang justru dapat menimbulkan situasi makin panas," tegasnya.
"Mari saling menahan diri dan menyalurkan energi bersama untuk bersinergi dalam memajukan bangsa," imbuh Zainut.
BACA JUGA:
Zainut juga meminta seluruh pihak untuk mengedepankan semangat persaudaraan dan kerukunan. "Islam mengajarkan kita saling menasihati untuk menaati kebenaran dan saling menasihati untuk tetap di atas kesabaran," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut menyebut Kementerian Agama merupakan 'hadiah negara' untuk Nahdlatul Ulama atau NU.
Pernyataan Gus Yaqut ini disampaikan dalam acara Webinar Internasional yang digelar RMI-PBNU dan diunggah di akun YouTube TVNU, Rabu, 20 Oktober.
Dalam acara tersebut awalnya Yaqut menceritakan adanya perdebatan kecil di kementerian ketika mendiskusikan soal Kementerian Agama. Dia lantas mengungkap, memiliki keinginan untuk mengubah logo atau tagline Kementerian Agama 'Ikhlas Beramal'.
"Saya bilang, enggak ada ikhlas kok ditulis gitu, namanya ikhlas itu dalam hati, ikhlas kok ditulis, ya ini menunjukkan nggak ikhlas. Ikhlas beramal itu nggak bagus, enggak pas saya bilang," imbuhnya.
Menurutnya, ketika itu perdebatan berlanjut menyoal sejarah asal usul Kementerian Agama. Gus Yaqut menyebut ada salah satu ustaz yang ketika itu tidak setuju jika Kementerian Agama harus menaungi semua agama.
"Ada yang tidak setuju, 'Kementerian ini harus Kementerian Agama Islam' karena Kementerian agama itu adalah hadiah negara untuk umat Islam. Saya bantah, bukan, 'Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU', 'bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU'. Nah, jadi wajar kalau sekarang NU itu memanfaatkan banyak peluang yang ada di Kementerian Agama karena hadiahnya untuk NU," tutur Menag Yaqut.