JAKARTA - Pandemi COVID-19 mengharuskan penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) kepada seluruh siswa di Indonesia. Kepala Dinas Pendidikan DKI Nahdiana menyebut ada 6 tantangan dalam menghadapi metode belajar yang terpaksa dilakukan ini, khususnya di Jakarta
Pertama adalah kondisi psikologi anak. Perubahan lingkungan belajar akan berdampak masalah pada psikologis anak. Khususnya, pada kondisi rumah yang tidak membuat sang anak nyaman dalam belajar.
"Secara demografi, pun Jakarta, itu tidak semua anak-anak berada di lingkungan rumah yang lebih nyaman daripada lingkungan sekolah. Sebagian kondisi rumah anak tidak lebih nyaman dari kondisi sekolah. Itupun harus kita pahami secara bersama," kata Nahdiana dalam keterangannya, Minggu, 27 Juli.
Tantangan kedua adalah peran orang tua atau wali siswa. Orang tua mesti memantau perkembangan belajar siswa lewat komunikasi dengan guru. Pembelajaran yang diberikan guru mesti dilanjutkan oleh orang tua dengan pelatihan kompetensinya.
Tantangan ketiga adalah kompetensi guru dalam menjalankan sistem pembelajaran jarak jauh. "Ini adalah kompetensi yang tidak hanya mengharuskan penguasaan teknologi informasi, tapi menghadirkan kenyamanan dan kebahagiaan pada anak dalam kegiatan belajar. Dan ini hal yang tidak mudah," ungkap Nahdiana.
Tantangan keempat adalah fasilitas penunjang. Sistem PJJ mengharuskan siswa menyediakan perangkat elektronik seperti ponsel atau komputer, sekaligus kuota internet yang memadai.
BACA JUGA:
Nahdiana menyebut Pemprov memberikan bantuan penunjang belajar dengan sejumlah cara. "Di DKI, selain relaksasi biaya operasional sekolah (BOS), kami mencoba dengan beberapa vendor untuk mengadakan paket-paket khusus kepada siswa," ucap dia.
Tantangan kelima adalah penyusunan kurikulum. Nahdiana mengakui kebingungan guru soal menyusun kurikulum belajar siswa tanpa harus dilakukan secara tatap muka.
"Memang, kita belum punya kurikulum yang khusus pada pembelajaran jarak jauh. Tapi, mesti ada cara bagaimana kurikulum ini bisa disesuaikan dengan pembelajaran jarak jauh," tutur Nahdiana
Tantangan keenam adalah pengaturan jam belajar yang tepat. Nahdiana menyadari belum tentu semua siswa memiliki perangkat elektronik pribadi yang bisa digunakan belajar kapanpun. Oleh sebab itu, guru mesti bisa memahami keadaan para siswanya dalam mengatur jam belajar.
"Perlunya mengatur jam belajar yang tepat supaya siswa-siswa juga tidak belajar yang terlalu lama dan tugas-tugasnya juga tidak bertabrakan. Tugas-tugas ini perlu disinkronisasi," jelas Nahdiana.