Bagikan:

JAKARTA - Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) DKI Jakarta Imam Parikesit menegaskan, sekolah swasta menolak pengumuman kursi kosong sekolah negeri pada pergantian semester tahun ajaran 2020-2021. Sebab dia khawatir, dengan pengumuman ini, banyak siswa yang pindah dari sekolah swasta ke negeri. 

"Swasta menolak bangku kosong diumumkan. Begitu ada bangku kosong, yang terjadi sekolah swastanya pada dilepas (oleh siswa)," kata Iman kepada wartawan, Selasa, 14 Juli.

Imam bilang, saat ini sudah ada sejumlah calon siswa yang terdaftar di sekolah swasta karena mereka tidak lolos dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) sekolah negeri. 

Dengan pengumuman kursi kosong sekolah negeri pada pertengahan semester, dia khawatir itu merugikan sekolah swasta karena muridnya pindah.

Lebih jauh, dia meminta Dinas Pendidikan DKI memahami, tidak semua sekolah swasta memiliki kemampuan finansial dalam peningkatan kualitas mutu pendidikan yang baik. Menurut data BPMS, ada 10 persen sekolah kualitas tinggi, 30 persen kualitas menengah, dan paling banyak 60 persen kualitas rendah.

Karena banyak sekolah swasta berkualitas rendah, pembukaan kesempatan perpindahan siswa ke sekolah negeri mengakibatkan banyak penurunan kemampuan swasta dalam membiayai pengoperasional sekolah.

"Maka, akan terjadi perpindahan murid dan swasta menjerit karena kita sudah menghitung anggaran (dari jumlah siswa awal tahun ajaran)," ucap Imam.

"Biasanya terjadi defisit (di sekolah swasta). Sebab, ada sekolah swasta yang lama-lama kelasnya kurus karena biasanya ada anak yang cuma menumpang 'indekos' di sekolah swasta selama 6 bulan saja," lanjutnya.

Sebelumnya diberitakan, setelah proses PPDB DKI usai, masih ada 7.758 kursi kosong yang tersedia di sekolah negeri, mulai dari SD, SMP, SMA, dan SMK.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Nahdiana menjelaskan, ada 6.666 sisa kursi kosong di SD dari daya tampung sebanyak 99.932 orang, 622 sisa kursi kosong di SMP dari daya tampung sebanyak 79.075 orang.

Lalu, ada 225 sisa kursi kosong di SMA dari daya tampung sebanyak 31.964 orang, dan 245 sisa kursi kosong di SMK dari daya tampung sebanyak 31.964 orang. Meski begitu, kursi kosong tidak tersebar di semua sekolah.

"Sisa kursi di SD sebanyak 6,71 persen dari daya tampung yang disediakan, lalu SMP itu 0,79 persen, SMA 0,7 persen, dan SMK ada 1,72 persen," kata Nahdiana.

Nahdiana bilang, kursi kosong paling banyak di tingkat SD. Sebab, kata dia, ada beberapa SD yang loksinya berada di lingkungan perkantoran. "Sehingga, usia anak anak yang masuk SD di daerah situ sudah tidak banyak," ucapnya.

Kursi kosong dari 5 kota administratif dan Kepulauan Seribu di DKI Jakarta pada tahun ajakra 2020-2021 tersebut nantinya akan dibuka kembali untuk siswa yang mutasi sekolah saat pergantian semester baru. 

"Nanti akan kami publish (pengumuman sekolah yang menyisakan kursi kosong) pada semester berikutnya," tutur Nahdiana.