Bagikan:

JAKARTA - Proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) di sekolah negeri DKI Jakarta telah selesai dan tahun ajaran baru telah dimulai. Meski begitu, masih ada 7.758 kursi kosong yang tersedia, mulai dari SD, SMP, SMA, dan SMK negeri.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Nahdiana menjelaskan, ada 6.666 sisa kursi kosong di SD dari daya tampung sebanyak 99.932 orang, 622 sisa kursi kosong di SMP dari daya tampung sebanyak 79.075 orang.

Lalu, ada 225 sisa kursi kosong di SMA dari daya tampung sebanyak 31.964 orang, dan 245 sisa kursi kosong di SMK dari daya tampung sebanyak 31.964 orang. Meski begitu, kursi kosong tidak tersebar di semua sekolah.

"Sisa kursi di SD sebanyak 6,71 persen dari daya tampung yang disediakan, lalu SMP itu 0,79 persen, SMA 0,7 persen, dan SMK ada 1,72 persen," kata Nahdiana di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Selasa, 14 Juli.

Nahdiana bilang, kursi kosong paling banyak di tingkat SD. Sebab, kata dia, ada beberapa SD yang loksinya berada di lingkungan perkantoran. "Sehingga, usia anak anak yang masuk SD di daerah situ sudah tidak banyak," ucapnya.

Kursi kosong dari lima kota administratif dan Kepulauan Seribu di DKI Jakarta pada tahun ajakra 2020-2021 tersebut nantinya akan dibuka kembali untuk siswa yang mutasi sekolah saat pergantian semester baru. 

"Nanti akan kami publish (pengumuman sekolah yang menyisakan kursi kosong) pada semester berikutnya," tutur Nahdiana.

Nahdiana mengaku kursi kosong sekolah negeri di wilayah DKI ini berpotensi menimbulkan adanya jual-beli kursi dari oknum sekolah dengan calon siswa yang sebelumnya tidak lolos dalam sistem PPDB.

Oleh sebab itu, dalam rapat bersama Komisi E DPRD DKI, Nahdiana meminta anggota dewan untuk melapor jika ada pihak sekolah yang melakukan jual-beli kursi.

"Kalau bapak ibu menemukan personel kami yang memperjualbelikan kursi, (silakan) sampaikan. Kita tidak ada toleransi untuk ini," tutup dia.