Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengatakan ada 346 anak di 25 provinsi di Indonesia yang dinyatakan positif COVID-19 dan kini mendapatkan perawatan dari pekerja sosial.

"Ada upaya langsung kepada anak-anak yang terpapar dan ini dilakukan oleh pekerja sosial di seluruh Indonesia berdasarkan laporan pengaduan maupun juga rujukan. Jadi ada balai-balai besar anak, panti sosial anak, lembaga kesehatan sosial anak yang kita kerahkan untuk mengantisipasi kalau ada risiko terburuk pada anak," kata Harry seperti dikutip dari situs www.covid19.go.id, Minggu, 26 Juli.

Dia menjelaskan, dalam proses penanganan anak-anak yang terjangkit COVID-19 para pekerja sosial tidak hanya melakukan pendekatan kepada anak. 

Mereka, sambung Harry, juga melakukan pendekatan kepada orang tua dan keluarga secara daring untuk memberikan pemahaman ketika anak terjangkit COVID-19 maka orang tua tidak bisa selalu mendampingi. 

"Untuk itu kita pun melakukan pendekatan tidak hanya pada anak tapi juga kepada orang tua dan keluarganya melalui media online," ujarnya.

Layanan online ini, kata dia, bisa diakses melalui hotline TePSA dengan nomor 1500771. "Telepon Sahabat Anak yang sering dipakai untuk rujukan, untuk pengaduan itu ditindaklanjuti oleh pekerja sosial dan upaya tersebut melalui online," ungkap Harry.

Untuk menunjang pendampingan yang dilakukan oleh pekerja sosial, Harry mengatakan Kemensos telah bekerja sama dengan Satgas COVID-19, BNPB, Unicef, dan lembaga lainnya seperti Yayasan Tunas Cilik untuk mengeluarkan panduan. Terutama panduan untuk menjaga kesehatan diri sendiri.

"Kami sudah mengeluarkan panduan untuk pekerja sosial bagaimana menjada kesehatan dirinya sendiri sebagai pekerja sosial, dan bagaimana menangani kasus anak-anak yang terpapar COVID-19 berikut juga penanganan kepada keluarganya,” pungkasnya.