Bagikan:

JAKARTA - Satu per satu kader Partai Ummat mulai rontok. Banyaknya kader Partai Ummat yang mengundurkan diri tentu menimbulkan tanda tanya. Terlebih, mundurnya kader Partai Ummat dilakukan secara bersamaan, seperti yang terjadi di Depok dan Batam.

"Tentu ada yang tidak beres di internal partai sehingga kadernya mengundurkan diri. Tidak mungkin kadernya secara bersamaan mengundurkan diri bila partainya normal," ujar Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, Senin, 18 Oktober.

Menurutnya, Amien Rais sebagai Ketua Majelis Syuro sekaligus orang yang paling dihormati di partai Ummat, tentu perlu mengevaluasi petinggi partai yang didirikannya. Bisa jadi, kata Jamiluddin, kepemimpinan petinggi partai Ummat yang menjadi biang kerok mundurnya banyak kader.

"Bisa jadi kepengurusan partai Ummat dinilai tidak kondusif sehingga para kader merasa tidak nyaman. Mereka tidak yakin partai Ummat akan besar bila pola manajemen partai tidak demokratis," jelas Jamiluddin.

Dia menilai, Amien Rais harus memastikan apa sesungguhnya penyebab para kader mengundurkan diri. "Kiranya Amien Rais dapat melihat persoalan ini secara jernih dan objektif agar dapat mencari solusi yang tepat," katanya.

Hal itu, tambah Jamiluddin, perlu dilakukan Amien Rais, agar partai Ummat dapat melangkah pasti pada pemilu 2024. Sebab, hanya partai yang solid secara internal yang dapat berkompetisi pada pemilu mendatang.

"Partai Ummat pasti memahami hal itu," demikian Jamiluddin.

Seperti diketahui, Sejumlah pengurus Partai Ummat mengundurkan diri.

Awalnya, dua petinggi partai Agung Mozin dan Neno Warisman yang memutuskan mundur dari partai besutan mantan Ketua MPR Amien Rais tersebut.

Agung yang menduduki jabatan wakil ketua umum mundur pada akhir Agustus 2021. Kemudian Neno Warisman yang menjabat wakil ketua majelis syuro mundur pada awal Oktober 2021.

Sekretaris Majelis Syuro Partai Ummat, Ansufri Idrus Sambo mengatakan Neno mengundurkan diri karena ingin fokus mengurus anaknya yang berada di Turki.

Sambo menyebut surat pengunduran diri diajukan ke Ketua Majelis Syuro Amien Rais. Menurutnya, ada mekanisme internal partai jika ada anggota yang mengundurkan diri.

"Kita kan ada mekanismenya, kalau orang mundur secara ini kita tidak bisa larang kan, cuman kita ada mekanisme, kita akan rapat majelis syuro. Keputusannya di majelis syuro nanti seperti apa," kata Sambo, Sabtu, 2 Oktober.

Sementara, Ketua Umum Partai Ummat, Ridho Rahmadi tak mau ambil pusing usai Agung dan Neno mundur. Ridho menyebut pengunduran diri dua petinggi partainya itu bukan masalah besar.

"Insyaallah itu persoalan yang kecil, ini bukan kami takabur, tapi Insyaallah persoalan yang kecil," kata Ridho di Kantor DPP Partai Ummat, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat, 8 Oktober.

Kemudian yang teranyar mundurnya ratusan kader dan pengurus Partai Ummat Batam. Bahkan pengunduran diri mereka dilakukan di lapangan Welcome to Batam.