Kondisi Mahasiswa yang Dibanting Polisi Saat Demo Dikabarkan Tidak Bisa <i>Menengok</i>
Polisi membanting mahasiswa (Sumber: Tangkapan layar Twitter)

Bagikan:

TANGERANG - MFA, Mahasiswa korban kekerasan saat melakukan aksi demonstrasi di kawasan Puspemkab Tangerang kondisinya dikabarkan memburuk. Menurut informasi, MFA sempat mengeluhkan adanya pusing dibagian kepala, dan nyeri dibagian tengkuk juga pundak. Bahkan tidak bisa menengok.

Karena itu MFA akan menjalani general check up di Ciputra Hospital, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang. MFA dikabarkan tidak bisa menengkok.

Kini, MFA didampingi oleh orang tuanya serta Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar dan Kapolres Kota Tangerang Kombes Wahyu Sri Bintoro.

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, MFA saat ini harus menjalani rawat inap di rumah sakit tersebut untuk mempersiapkan diri menjalani general check up.

"Dia harus rawat inap untuk persiapan general check up. Nanti akan jalani pemeriksaan, salah satunya ada cek darah juga. Ini untuk memastikan kondisinya," jelas Bupati Zaki, Jumat 15 Oktober.

Menurut Komite Medik Rumah Sakit Harapan Mulya, dr Effie Koesnandar, berdasarkan hasil pemeriksaan, nyeri atau pusing yang dialami MFA juga bisa disebabkan oleh komorbid atau penyakit penyerta yang dialaminya.

"Jadi ternyata MFA ini ada komorbidnya, dan sedang menjalani pengobatan juga. Dan gejala yang dirasanya kini sama dengan gejala komorbidnya. Tapi, untuk memastikan lebih jelas, kita minta untuk general check up," jelasnya.

Selain itu, ditubuh MFA memang terdapat memar di bagian leher dan pundak, yang diduga itu muncul pasca kekerasan yang dialaminya oleh brigadir NP.

"Ada memar di lehernya, pundak juga, dan untuk memastikan secara detail, harus general check up,".

MFA sendiri diketahui sempat menjalani aktifitas perkuliahan dikawasan Serang, Banten pada Kamis, 14 Oktober 2021, usai mendapat kekerasan dari Brigadir NP.