Isu Kebakaran Hutan Kembali Menyeruak, Aplikasi Pemantau Karhutla Jadi Sorotan
Ilustrasi (Pixabay/Skeeze)

Bagikan:

JAKARTA - Isu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di daerah Sumatera dan Kalimantan kembali menjadi sorotan. Menurut analisis Netray sebagian besar sentimen pemberitaan bernada positif. Termasuk soal inovasi pemantauan karhutla lewat aplikasi. 

Menurut pantauan Netray ada 683 artikel dari 73 portal media yang membahas topik karhutla. Adapun kategori pemberitaan didominasi soal bencana sebanyak 60 persen, pemerintah 19 persen dan hukum 7 persen. 

Pemberitaan terkait topik karhutla terpusat di Sumatera dan Kalimantan. Di Sumatera pemberitaan paling banyak ada di Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau. Sementara di Kalimantan, paling banyak di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.

Melihat grafik di atas, topik karhutla mulai santer diberitakan pada 1 hingga 15 Juli 2020. Puncaknya pada 6 Juli 2020. 

Sebagian besar sentimen pemberitaan bernada positif. Hal itu menyangkut imbauan Presiden Joko Widodo agar seluruh elemen terkait memberikan perhatian penuh dan melakukan antisipasi pada daerah rawan kebakaran. Dalam instruksinya, Jokowi juga meminta untuk menindak tegas pelaku pembuka lahan dengan cara membakar hutan.

Mencegah lewat aplikasi

Sentimen positif juga diperoleh pemerintah daerah berkat upaya pencegahan yang mereka canangkan dengan membuat aplikasi pantauan karhutla. Aplikasi tersebut nantinya dapat mendeteksi awal titik panas secara langsung. 

Sebut saja aplikasi Lancang Kuning Nusantara bikinan Pemda Riau. Aplikasi ini dapat mengidentifikasi titik panas secara langsung dengan menggerakkan personel di lapangan. 

Selain itu ada juga aplikasi Asap Digital yang dibuat Polda Jambi. Asap Digital merupakan platform aplikasi pencegahan kebakaran yang berbasis pada CCTV. Perangkat CCTV digital mampu menjangkau area sejauh radius 4 km dengan dilengkapi sensor panas, udara, dan asap.

Selain pemerintah daerah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga memiliki platform digital khusus memantau karhutla. Platform tersebut menggunakan Fire Weather Index (FWI) dari Kanada. Indeks tersebut memberi gambaran aspek penting dalam peningkatan potensi akan terjadinya kebakaran hutan.