Bagikan:

JAKARTA - Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia memaparkan, elektabilitas politik sejumlah tokoh meningkat selama pandemi COVID-19. Hal ini berpotensi meraih dukungan dalam Pemilu 2024. 

Berdasarkan hasil survei mengenai opini publik terhadap COVID-19 dari dimensi kesehatan dan ekonomi, direktur eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menyatakan elektabilitas paling tinggi diraih Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Pada bulan Juli, sebanyak 16,2 persen responden memilih Ganjar sebagai calon saat pemilihan presiden. Angka ini meningkat dari bulan Mei sebesar 11,8 persen.

Kemudian, posisi kedua ditempati oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Pada bulan Juli, sebanyak 15 persen responden memilih Anies saat pemilihan presiden. Angka ini meningkat dari bulan Mei sebesar 10,4 persen.

"Jika Pilpres diadakan saat survei, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan tampak berimbang. Dukungan pada keduanya tampak meningkat dalam dua bulan terakhir," kata Burhanuddin dalam webinar, Selasa, 21 Juli.

Setelah Ganjar dan Anies, elektabilitas tokoh yang tinggi di masa pandemi adalah Prabowo Subianto. Pada bulan Juli, sebanyak 13,5 persen responden memilih Prabowo saat pemilihan presiden. Namun, angka ini turun dari bulan Mei sebesar 14,1 persen.

Lalu, ada nama Sandiaga Salahuddin Uno, dengan dukungan 9,2 persen pada bulan Juli. Angka ini meningkat dari bulan Mei sebesar 6 persen. 

Kemudian, Ridwan kamil yang memiliki dukungan sebesar 8,6 persen pada bulan Juli. Angka ini meningkat dari bulan Mei sebesar 7,7 persen. Agus Hari Murti Yudhoyono juga mendapat dukungan sebesar 6,8 persen dan naik dari bulan Mei sebesar 4,8 persen.

Sementara, sisanya adalah Khofifah Indar Parawansa, Puan Maharani, Gatot Nurmantyo, Tito Karnavian, Erick Thohir, Mahfud MD, Airlangga Hartanto, Budi Gunawan, dan Muhaimin Iskandar, dengan dukungan masing-masing tak lebih dari 5 persen.

Rata-rata, dukungan kepada para tokoh mengalami peningkatan dari bulan Mei ke bulan Juli. "Kalau secara umum banyak yang mengalami kenaikan, lantas adalah responden yang tidak menjawab, dari 32,3 persen menjadi 19,9 persen," ucap Burhanuddin.

Sebagai informasi, survei ini dilakukan dalam rentang waktu 13 hingga 16 Juli 2020. Survei dilakukan kepada 1.200 orang dengan menggunakan kontak telepon pada responden yang telah diminta survei periode sebelumnya. 

Survei ini memiliki margin of error (toleransi kesalahan) sebesar 2,9 persen dan memiliki tingkat kepercayaan sebanyak 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.