JAKARTA - Aktivis lingkungan hidup Greta Thunberg memenang Gulbenkian Prize untuk kategori kemanusiaan pada Senin, 20 Juli. Penghargaan tersebut didapat oleh Thunberg mengingat komitmen dan kontribusinya dalam berbagai gerakan melawan perubahan iklim.
Aktivis muda tersebut mendapatkan 1 juta euro atau setara Rp16 miliar. Thunberg kemudian menyumbangkan hadiah uang tersebut untuk organisasi dan proyek lingkungan hidup lainnya.
"Uang yang didapat lebih banyak daripada yang saya bayangkan. Tetapi, semua hadiah uang akan saya sumbangkan melalui yayasan saya. Kemudian, uangnya akan diberikan kepada organisasi dan proyek lingkungan hidup yang membantu orang-orang di garis depan, atau mereka yang terkena dampak krisis iklim dan krisis ekologi," kata remaja Swedia itu dalam sebuah video di twitter yang dikutip CNA.
Thunberg mengaku tersanjung penghargaan yang diterimanya. Ia memutuskan memberikan 100 ribu euro pertama untuk mendukung kampanye bertajuk “SOS Amazonia” milik Fridays For Future Brazil. Kampanye tersebut adalah yang terdepan dalam penanganan COVID-19 di bagian Amazon.
I’m extremely honoured to receive the Gulbenkian Prize for Humanity. We’re in a climate emergency, and my foundation will as quickly as possible donate all the prize money of 1 million Euros to support ... ->
1/3 pic.twitter.com/Eti6AJXSvj
— Greta Thunberg (@GretaThunberg) July 20, 2020
100 ribu euro lainnya akan ia berikan kepada organisasi nonprofit Stop Ecocide Foundation. Uang tersebut diberikan untuk mendukung pekerjaan mereka melawan para perusak lingkungan hidup.
BACA JUGA:
Berdasarkan sejarah, 1 juta euro merupakan hadiah terbesar yang dimenangkan oleh juru kampanye lingkungan yang baru berusia 17 itu. Thunberg sebelumnya tercatat memenangi banyak penghargaan lain, termasuk dari Amnesty International dan The Swedish Right Livelihood Award.
Meski begitu, Thunberg tak jumawa. Kamis, 16 Juli, ia dan tiga aktivis muda lingkungan hidup lain meluncurkan surat terbuka kepada para pemimpin Uni Eropa agar berpegangan tangan merealisasikan upaya menangani dampak perubahan iklim. Surat terbuka tersebut ditandatangani pula oleh 150 ilmuwan dan sejumlah figur kesohor dunia lainnya.
