Coba Tengok, 3 Ruangan Kelas SD di Asahan Sumut Nyaris Ambruk ke Jurang karena Tanah Amblas
FOTO IST/Sekolah di Asahan Sumut

Bagikan:

MEDAN - Kondisi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 018476 tak di Dusun 3 Desa Goting Sidodadi, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara sangat memprihatinkan. Sebab, 3 ruang kelasnya terletak di atas tanah yang nyaris longsor. 

Camat Bandar Pasir Mandoge, Muliadong mengatakan, kondisi itu sudah terjadi sejak tahun 2017 dan telah dibahas dalam Musrenbang. Namun, dia mengakui butuh waktu berkoordinasi ke beberapa pihat terkait. 

"Kalau saya baru satu bulan menjabat. Tapi dari informasi yang saya ketahui, kondisi itu sudah sejak 2017 lalu. Awalnya kecil memang," terang Muliadong saat dihubungi, Kamis, 30 September. 

Selain itu, katanya, lokasi itu telah ditinjau beberapa hari terakhir oleh BPBD Kabupaten Asahan. Sebagai antisipasi, saat ini ketiga ruangan kelas di sekolah itu tidak lagi digunakan. 

"Langkah yang diambil, kita sarankan pihak sekolah buat pagar supaya anak-anak itu tidak main-main ke areal longsoran," paparnya. 

Tak hanya di area sekolah itu, beberapa titik di daerah Bandar Pasir Mandoge, kata Muliading memang rawan longsor. Masyarakat pun diminta bersabar terkait penyelesaian masalah itu. 

"Sekarang anggaran di-refocusing untuk penanganan COVID-19 dan bukan tidak diusulkan dan dibahas. Memang butuh waktu untuk menyelesaikannya. Harus diajukan, harus disetujui DPRD lagi dan lainnya," ungkapnya. 

Meskipun longsor yang telah menyentuh pondasi bangunan sekolah, hal itu tidak menurunkan semangat siswa sekolah tersebut untuk belajar. 

Sementara, Guru Sekolah SD Negeri 018476, Sabaria Tanjung mengatakan, saat ini pihaknya telah memasang pagar kawat. Selain itu juga, mereka juga memasang imbauan kepada anak-anak didiknya agar tidak mendekati lokasi longsor diperkirakan sedalam 10 hingga 12 meter.

"Peringatan serta pembatasan pagar duri dipasang untuk mengantisipasi anak-anak tidak mendekat ke lokasi longsor," jelasnya.

Munculnya longsoran tanah itu bermula saat ada irigasi warga yang dialirkan kesamping sekolah. Sehingga tebing yang berada di belakang sekolah terkikis oleh air. 

"Kami berharap kepada pemerintah agar segeralah memperbaiki, minimal menimbunlah. Supaya kami tidak khawatir lagi terhadap keselamatan anak-anak siswa ini," ujar Muliading.