Bagikan:

SOLO - Penyandang disabilitas asal Kota Solo menciptakan tempat sampah pintar yang dilengkapi dengan sensor dan berbasis internet.

Salah satu anggota tim yang tergabung dalam Difa Elektra Solo Heru Sasongko di Solo, Senin mengatakan ide menciptakan tempat sampah pintar tersebut berawal dari kepedulian mereka pada sulitnya sebagian penyandang disabilitas membuang sampah saat di tempat umum.

"Awalnya kami 'ngumpul' bareng, kemudian tercetuslah membuat tempat sampah yang bisa digunakan oleh masyarakat umum dan teman-teman difabel, termasuk yang pakai tongkat maupun kursi roda," katanya dikutip Antara, Senin, 27 September. 

Selanjutnya, mereka mulai membuat desain tempat sampah tersebut. Namun, proses yang dilalui tidak mudah. Bahkan untuk pengembangannya hingga menjadi produk siap pakai membutuhkan waktu hingga dua tahun.

"Akhirnya pada tahun 2019 kami berhasil masuk ke Krenova Kota Surakarta, jadi juara Harapan I. Selanjutnya kami terus berkembang dan mulai mencoba ke ranah bisnis," katanya.

Produksi tersebut juga didukung oleh Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi. Bahkan, Difa Elektra Solo berhasil masuk dalam program inkubasi kementerian tersebut.

"Kami juga terpilih sebagai salah satu dari 113 produk inovasi Indonesia. Sebelumnya ada 5.000 peserta," katanya.

Sementara itu, Difa Elektra Solo yang juga terdiri dari Dyan Ruscahyanto, Suprapto, Estiono, dan Heru Supriyanto tersebut hingga saat ini masih terus mengembangkan produk tersebut.

"Kalau sekarang jarak deteksi sensor ke objek 75 cm, ke depan kami kembangkan lagi. Paling tidak dari jarak 1 km sudah ada pemberitahuan bahwa ada tempat sampah pintar yang bisa diakses penyandang disabilitas," katanya.

Selain dilengkapi dengan pintu otomatis berbasis sensor, tempat sampah tersebut juga dilengkapi dengan penanda audio yang akan berbunyi seiring pintu terbuka dan tertutup.

Mengenai produksi untuk penjualan, dikatakannya, saat ini Difa Elektra Solo sudah mulai mengerjakan pesanan dari instansi, salah satunya Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

"Ke depan kami juga akan masuk ke instansi-instansi, termasuk berkomunikasi dengan mas Gibran (Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming)," katanya.