Bagikan:

JAKARTA - Aktivitas Tim Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya belum berhenti. Mereka masih mengejar sisa-sisa kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang diprediksi berjumlah empat orang lagi.

Masalahnya potensi ancaman dari anak buah Ali Kalora ini tak kalah seram. Mereka membawa senjata dan menyimpan bom.

Setelah tewasnya Ali Kalora sebagai pemimpin kelompok daftar pencarian orang (DPO) teroris Poso, masih ada empat DPO yang tersisa. Identitasnya adalah Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Rukli, dan Suhardin alias Hasan Pranata.

Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) irjen Pol Rudy Sufahriady mengatakan, empat orang tersebut masih memegang senjata dan memiliki sejumlah unit bom rakitan. Pihak kepolisian belum dapat mendeteksi lokasi keempat orang sisa MIT Poso tersebut.

"Kekuatannya masih bersenjata, masih banyak bom, dua orang dari Bima, dua orang dari Poso. Yang pasti mereka ada di pegunungan Poso, Sigi, dan Parigi Moutong," ucap Rudy dikutip dari Antara, Jumat 24 September.

Menurut Rudi Sufahriadi, pihak kepolisian akan terus mengejar sisa kelompok ini. Ia juga mengimbau agar keempat tersebut segera menyerahkan diri ke pihak kepolisian.

"Kami akan kejar terus juga, menyerahkan diri saya tunggu, kalau tidak kami kejar terus," ujarnya pula.

"Empat DPO lagi, saya mohon doanya, saya mohon dukungannya, kami akan kejar terus, semoga Sulawesi Tengah terbebas dari aksi terorisme, yang meresahkan masyarakat," ujarnya pula.

Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabsus) Tricakti TNI dibentuk untuk mengejar dan menangkap 11 DPO Teroris kelompok Qatar dan kelompok Ali Kalora di pedalaman hutan dan pegunungan Poso, Sigi dan Parimo Sulawesi Tengah. Pasukan Koopsgabsus Tricakti di bawah pimpinan Mayjen TNI Richard T.H. Tampubolon beroperasi secara terkoordinasi dengan Satgas Madago Raya yang mulai efektif bekerja sejak awal Januari 2021.

Pasukan Koopsgabsus TNI mengawali tugasnya di daerah operasi Poso, Parimo dan Sigi. Tim Analis Koopsgabsus di Poso Kolonel Inf Henri Mahyudi menceritakan, dalam manuvernya, Koopsgabsus Tricakti mengandalkan tim kecil dengan daya gempur tinggi serta memiliki daya jelajah tinggi dan sanggup bermanuver di berbagai medan.

Bahkan cuaca sangat ekstrem harus dihadapi tim untuk mengejar dan menyergap titik persembunyian 11 DPO Teroris Poso tersebut.