Bagikan:

CIANJUR - Sopir truk asal Serang-Banten yang diduga melindas remaja yang menghadang truk di Cianjur, Jawa Barat, menyerahkan diri ke Mapolres Cianjur.

"Sopir yang melindas remaja penghadang truk hingga tewas di Jalan Raya Cianjur-Sukabumi, tepatnya di Desa Jambudipa, Kecamatan Warungkondang, akhirnya menyerahkan diri ke Unit Laka Lantas Polres Cianjur, didampingi pihak perusahaan,” kata Kapolres Cianjur, AKBP Doni Hermawan dikutip Antara, Senin, 20 September.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, sopir truk mengaku tidak mengetahui gerombolan remaja yang menghadang truknya ada yang terlindas, karena saat kejadian tidak ada yang menghentikan atau mengejar truk yang dia kemudikan. Saat itu, dia tetap melanjutkan perjalanan hingga ke kota Serang.

Bahkan sopir baru mengetahui dirinya melindas seorang remaja yang menghadang truknya di Cianjur, melalui berita di televisi. Dari situ, sopir meminta didampingi pihak perusahaan untuk menyerahkan diri ke Mapolres Cianjur.

"Kasusnya masih salam penyelidikan dan sopir tidak ditahan, setelah memberikan keterangan, namun yang bersangkutan dikenakan wajib lapor dua kali dalam sepekan," kata Doni.

Namun tidak menutup kemungkinan status sopir truk dinaikkan menjadi tersangka. Karena, berdasarkan hasil olah tempat kejadian diduga ada unsur kesengajaan dengan tidak ditemukannya titik pengereman. 

"Kita dalami, kemungkinan menjadi tersangka," katanya.

Sementara itu, Kasat Lantas Polres Cianjur, AKP Mangku Anom, menambahkan terduga pelaku memang tidak mengetahui jika korbannya tewas saat melintas di tempat kejadian di Cianjur. Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara, pengemudi truk bisa disangkakan pasal 311 KUHP sebagai pengemudi yang bisa membahayakan nyawa orang lain.

"Tapi tuduhan pasal 311 KUHP tidak memenuhi unsur, terduga pelaku harus dilepas karena tidak bersalah, tapi tetap harus didalami," katanya.

Ia menjelaskan sejumlah remaja yang terlibat dalam pembuatan konten berbahaya itu, juga dapat dikenakan Undang-Undang Lalu Lintas pasal 132 karena menyeberang tidak pada tempatnya. Pihaknya tidak mengesampingkan nilai kemanusiaan dan norma bahwa terduga pembuat konten berbahaya masih di bawah umur.

"Kejadian tersebut secara kasat mata dapat dikenakan pasal 132, dimana mereka berusaha menyeberang tidak pada tempatnya. Namun, ini masih kita dalami juga," katanya.