JAKARTA - Kasus terbunuhnya editor Metro TV Yodi Prabowo belum menemukan titik terang. Polisi masih mendalami beberapa bukti yang ada dan memeriksa sejumlah saksi.
Pakar hukum pidana dari Universitas Al Azhar, Suparji Ahmad menduga, Yodi dibunuh karena masalah pribadi. Sebab, tidak ada benda berharga milik korban yang hilang. Dengan begitu, kemungkinan Yodi menjadi korban begal atau perampokan bisa dibantah.
"Ada petunjuk bahwa yang bersangkutan kan memiliki relasi pribadi dan tidak ada petunjuk adanya motif lain (perampokan atau pembegalan)," kata Suparji kepada VOI, Senin, 13 Juli.
Namun, kata dia, masalah pribadi itu belum bisa disimpulkan. Bukan berarti masalah pribadi harus dikaitkan dengan persoalan asmara. "Misalnya terkait dengan masalah profesi atau pekerjaan yang dilakukan," kata Suparji.
Untuk itu, kata Suparji, penyidik harus membuktikan kemungkinan atau dugaan tersebut. Salah satu cara yang mesti dilakukan dengan memeriksa ponsel Yodi dan menelusuri percakapan beberapa hari sebelum akhirnya ditemukan tewas dengan beberapa luka tusuk.
Dengan begitu, nantinya dugaan tersebut akan semakin jelas. Bahkan, tak menutup kemungkinan akan membuka dugaan lainnya di balik perkara pembunuhan tersebut.
"Memeriksa percakapan di ponsel, itu dapat menjadi bukti petunjuk untuk didalami barang bukti yang lain," pungkas Suparji.
Sebelumnya, polisi udah mengambil langkah-langkah penyelidikan untuk mengungkap misteri tewasnya karyawan Metro TV, termasuk melakukan autopsi. Dari hasil outopsi, ditemukan ada luka tusuk di leher dan dada.
"Jadi memang ada luka bekas tusukan di leher dan dada," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Yusri Yunus, Jakarta, Sabtu 11 Juli.
Dari hasil itu, juga menunjukan Yodi meninggal sejak 2 atau 3 hari lalu. Sehingga, jenazah korban sudah mengalami pembusukan berlanjut. "Karena diperkirakan sudah dua, tiga hari di TKP," kata dia.
Berdasarkan olah tempak kejadian perkara (TKP) tidak ada barang berharga milik korban yang hilang. Namun, belum bisa disumpulkan terkait dengan kejadian ini. Sebab, kasus ini masih dalam penyelidikan.
Sejauh ini, polisi sudah memeriksa 12 orang terkait kematian korban. Saksi yang diperiksa adalah keluarga, orang terdekat dan mengenal korban. "Hingga saat ini kami sudah memeriksa 12 saksi," kata dia.
Dalam kesempatan ini dia mengatakan, pihaknya membentuk tim khusus untuk mendalami kasus ini. Pembentukan tim ini berdasarkan instruksi langsung dari Kapolda Metro Jaya.
Adapun diketahui Yodi ditemukan meninggal pada Jumat 10 Juli di pinggir Jalan Tol JORR, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Korban meninggal diduga karena dibunuh.
Yodi ditemukan meninggal setelah tiga hari menghilang. Keluarga besar MetroTV menyampaikan duka cita yang mendalam. Pihaknya meminta polisi mengusut tuntas kasus ini.