DENPASAR - Gubernur Bali Wayan Koster belum memberikan klarifikasi soal kejadian diskriminasi Master Of Ceremony (MC) perempuan bernama Putu Dessy Fridayanthi, yang dilarang tampil di acara Gubernur Bali.
Sementara, Dessy meminta klarifikasi dari Wayan Koster atas diskriminasi dirinya dilarang tampil di hadapan langsung gubernur Bali.
“Jika ditanya apa harapan saya sekarang kepada pihak Pemprov Bali, Saya ingin tanggapan atau klarifikasi atas perlakuan kurang menyenangkan yang saya alami. Alasannya apa sehingga saya diperlakukan seperti tahanan perang?" kata Dessy dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 16 September.
Dia berharap para perempuan yang bekerja di bidang profesional seperti menjadi MC bisa diizinkan untuk menjadi MC di acara gubernur Bali.
"Dan tentu harapan saya, mewakili teman-teman saya kaum wanita para pekerja yang professional di bidangnya adalah, setelah kejadian ini, kami kaum wanita pekerja event pada khususnya, diizinkan untuk membawakan acara-acara yang dihadiri oleh Gubernur Bali," ujarnya.
"Jangan disuruh ngumpet, diposisikan selayaknya sebagai MC yang membawakan acara di atas atau samping panggung. Dan tidak lagi di-cancel mendadak karena acara yg akan dibawakan akan dihadiri Gubernur Bali, maka MC-nya harus laki-laki. Hentikan, diskriminasi kepada kami kaum wanita di Bali. Kami berhak untuk bekerja dan berkarya sesuai profesi kami masing-masing. Mohon segera direspons oleh pihak Pemprov Bali atau Gubernur langsung," ujar Dessy.
BACA JUGA:
Postingan perempuan yang bekerja sebagai master of ceremony (MC) di Bali sebelumnya viral di media sosial. Postingan itu pertama kali diunggah oleh Putu Dessy Fridayanthi dalam Instagram pribadinya yakni @ecymcbali.
Dalam postingannya, ia menuliskan tentang keluhannya dan juga melakukan protes karena dikabarkan dilarang tampil secara fisik dalam acara yang dihadiri oleh Gubernur Bali Wayan Koster.
"Sejak kepemimpinan @kostergubernurbali sudah bukan rahasia lagi jika kami para pekerja event wanita, MC, penyanyi, penari dll sering sekali dicancel client/EO acara H-1 atau pun beberapa menit sebelum acara dimulai. Alasannya karena Koster akan hadir jadi tidak boleh ada pengisi acara wanita," tulisnya dalam unggahan.
Dessy mengatakan unggahan di Instagram story-nya tersebut berdasarkan pengalaman yang dialaminya berulang kali. Yang terbaru ia mengaku dilarang tampil di depan Koster dalam acara kementerian pada Jumat, 3 September.
"Yang menyelenggarakan swasta tapi mendukung salah satu program kementerian sehingga menteri hadir di sana untuk meresmikan dan Pak Gubernur hanya mendampingi saja," kata Dessy membenarkan postingan itu kepada wartawan.